Rabu, 28 Agustus 2013

Geografi Pertanian



Pengertian geografi pertanian dijelaskan oleh Singh dan Dhilon (1984),  yaitu bahwa geografi pertanian merupakan deskripsi tentang seni mengolah tanah dalam skala luas dengan memperhatikan kondisi lingkungan alam dan manusia.
Sedangkan Ibery (1985) mengungkapkan bahwa geografi pertanian merupakan usaha untuk menjelaskan mengenai variasi aktivitas pertanian secara spasial pada suatu wilayah di permukaan bumi. Geografi pertanian merupakan satu bidang yang mengkaji dan menguraikan perbedaan kawasan-kawasan yang diliputi oleh tanaman di permukaan bumi dan boleh dikatakan "ilmu pertanian permukaan bumi berubah, dengan segala keterkaitan alam, ekonomi, dan sosial yang terkait sebagaimana tercermin spasial". Geografi pertanian merupakan gabungan dari kegiatan ekonomi dan sosial dan alam yang saling berkaitan dan berkesinambungan.  Perkembangan kegiatan pertanian yang dilakukan, meliputi:
a.    Lahan pertanian
Kebutuhan akan lahan pertanian yang produktif semakin lama semakin meningkat. Meningkatnya kebutuhan pangan masyarakat menyebabkan perluasan lahan pertanian menjadi sangat penting. Geografi pertanian membahas bagaimana lahan pertanian agar tetap produktif dan tersedia. Tetapi kini lahan pertanian yang produktif semakin sedikit. Hal ini disebabkan berkurangnya lahan akibat perluasan lahan pemukiman penduduk. Selain itu, banyak lahan pertanian menjadi kritis dan tidak dapat ditanami karena pemakaian lahan yang tidak seimbang/sehat.
Selain itu, geografi pertanian terhadap lahan pertanian ini juga meliputi penggunaan jenis lahan yang berbeda. Penggunaan budidaya diatas lahan kering berbeda dengan lahan basah. Hal ini berhubungan dengan jenis tanaman yang dapat ditanaman pada lahan-lahan tersebut. Dampaknya adalah, hasil pertanian yang dihasilkan tergantung dari kondisi lahan yang digunakan.
b.    Produksi tanaman
Memenuhi kebutuhan akan pangan dengan meningkatkan produksi pertanian. Proses budidaya yang dilakukan sampai proses ekonomi yaitu jual beli produk pertanian saling berkaitan dan berhubungan. Geografi pertanian mencakup dari mulai benih tanaman disebar sampai menjadi hasil yang siap dijual.
c.    Konservasi sumber daya alam
Dalam penerapan geografi pertanian mencakup dalam menunjang proses konservasi sumber daya alam. Menjaga kelestarian sumber plasmanutfah yang penting dan berguna bagi manusia dan mencegah agar tidak terjadi kepunahan.
d.   Penggunaan teknologi pertanian
Dalam geografi pertanian, penggunaan teknologi pertanian sangatlah penting. Peningkatan jumlah produksi pertanian dapat ditingkatkan dengan adanya kemajuan teknologi pertanian ini. Manusia mulai menciptakan peralatan dan mesin pertanian yang lebih maju dan efektif yang dapat mempercepat waktu panen dan pengolahan.
e.    Dampak lingkungan
Kerusakan lingkungan dapat disebabkan dari eksploitasi berlebihan penggunaan lahan pertanian yang tidak seimbang. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi dari hama dan akan menyebabkan terjadinya wabah atau serangan terhadap lingkungan tersebut.

Geografi pertanian membahas kerusakan lingkungan dengan menggunakan analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL. Geografi pertanian sebenarnya mencakup banyak hal yang saling berkaitan. Tidak hanya manusia dan alam saja, nilai ekonomis dan sosialnya juga lebih diperhatikan. Adapun objek atau tujuan geografi pertanian menurut Singh dan Dhilon (1984) yaitu :
1.    Perbedaan macam-macam pertanian yang tersebar di muka bumi dan fungsinya dalam spasial
2. Tipe-tipe pertanian yang dikembangkan di daerah tertentu, persamaan dan perbedaan dengan daerah lain.
3.    Menganalisa pelaksanaan sistem pertanian dan proses perubahannya
4.    Arah dan isi perubahan dalam pertanian.
5.    Batas wilayah-wilayah produksi hasil panen dan kombinasi hasil panen atau perusahaan pertanian
6.    Menghitung dan menguji tingkat perbedaan antar wilayah
7.    Identifikasi wilayah yang produktivitas pertaniannya lemah; dan
8.    Mengungkap wilayah pertanian yang stagnasi, transisi, dan dinamis.

Dari konsep dalam geografi pertanian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa geografi pertanian mempelajari variasi aktivitas pertanian dengan memperhatikan keadaan manusia dan lingkungan alam. Variasi aktivitas pertanian di suatu wilayah tertentu.

Perkembangan Sistem Pertanian di Indonesia 
Pertanian merupakan aktivitas ekonomi yang utama dan terbesar di Indonesia. Penerapan sistem pertanian pada masa orde baru dilakukan dengan pencanangan Revolusi Hijau. Adanya dampak negatif dari penerapan revolusi Hijau tersebut, maka para ahli/pakar mulai memikirkan solusi lain untuk mengganti Sistem Pertanian Revolusi Hijau tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu konsep pembangunan berkelanjutan dalam bidang pertanian yaitu adanya ‘Agenda 21 Indonesia’. Yang memuat tentang Pengembangan Pertanian dan Pedesaan Berkelanjutan. Sehingga kemudian berkembang sistem pertanian organik yang dikembangkan oleh sebagian petani.
Bentuk-Bentuk Pertanian Di Indonesia :
1.  Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.
3. Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan / digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
4. Ladang berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar