Kamis, 01 Agustus 2013

Letak Geografis Indonesia


A.  Geografi Regional
Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik local, negara, maupun continental.
Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan integrasi, interelasi keruangannya. Melalui interpretasi dan analisa geografis regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988).
Berdasarkan struktur keilmuan geografi, maka geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun geografi fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari geografi yang bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi, relasi, interelasi, interakasi, interdependensi) unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu tertentu.
Asosiasi dan korelasi gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan urutan waktunya.

B.  Geografi Regional Indonesia
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia sebagai bagian dari wilayah di permukaan bumi dianggap sebagai suatu region berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang berasal dari wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa, Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Bila dianalisis lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukanlah satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya criteria 12 region berdasarkan iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 - 23,50 LU/LS), subtropik (23,50LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50 LU/LS - 900 LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropik.
Bentuk-bentuk wilayah negara dilihat dari fisiografisnya terdiri dari bentuk kompak (contigous shape) dan tidak kompak (non-contigous shape). Bentuk kompak terdiri dari bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai dan tegak lurus pantai). Bentuk tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum marine).
Region Indonesia merupakan kepulauan (archipelagic state), yang berarti region ini berbentuk tidak kompak (noncontigues shape), tetapi terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan tersebut dalam konsep negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar wilayah/pulau karena adanya kesamaan/keseragaman tertentu.
Sebagai sebuah region yang luas (lebih dari 5 juta km², dengan luas daratan ± 2.206.833 km²), Indonesia harus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan untuk keperluan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan negara.

C.  Pembagian Wilayah Indonesia
Indonesia merupakan region dalam skala besar yang dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila kita hendak membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang lebih detail sangat dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat dibagi menjadi region/rezim iklim, region budaya, region persebaran binatang, region berdasarkan struktur geologisnya, dan lain-lain.
Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km² dan luas perairan 3.257.483 km².
Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia  berada diantara 6˚ LU-11˚ LS dan antara 95˚ BT-141˚ BT.
1.    Region Administrasi
Secara administratif wilayah Indonesia dibagi menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan melepasnya Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif dan pada tahun 2013 menjadi 34 region.
Penambahan jumlah propinsi sebanyak 7 buah, yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri), Propinsi Banten, Propinsi Gorontalo, Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Maluku Utara, Propinsi Irian dipecah menjadi 3 (Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga Pulau Papua bertambah 2 propinsi. Secara administrative luas wilayah Indonesia adalah 5.000.000 m², terdiri dari 2.206.833 km² berupa daratan dan 3.000.000 km² berupa lautan.
2.    Region Geologis
Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan nusantara ini. Rutten yang didukung oleh Van Bemellen menyatakan bahwa awal pembentukan kepulauan nusantara dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimuali dengan tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen Asal, diperkirakan terjadi pada pada 300 juta tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon). Tenggelamnya zone Anambas ini mengakibatkan wilayah di sekitarnya mencari keseimbangannya sendiri.
Dalam rangka mencari keseimbangan itulah berturut-turut bagianbagian dari muka bumi ini ada yang timbul kembali dan ada yang tenggelam secara perlahan-lahan dalam kurun waktu geologi tertentu (Sandy, 1996). Untuk sampai pada bentuknya yang sekarang, konon Landas Kontinen Sunda (Indonesia bagian barat) telah mengalami delapan kali/tahap pembentukan daratan (orogenesa).
Di bagian Indonesia timur kejadiannya hampir sama dengan bagian barat, Kontinen Asal di bagian timur oleh Van Bemmelen disebut Central Banda Basin atau yang kita kenal dengan nama Laut Banda mengalami pembentukan sebanyak tujuh tahap.
Berdasarkan perkembangan geologi tersebut, dapat dinyatakan bahwa wilayah Indonesia merupakan titik temu dari tiga gerakan lempeng bumi, yakni : gerakan dari sistem Sunda di barat;  gerakan dari sistem pinggiran di Asia Timur;  gerakan dari sistem Sirkum Australia. Ketiga gerakan tersebut menyebabkan Indonesia menjadi jalur vulkanisme (pada jalur luar/outer) dan gempa yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia Indonesia.
Akibat banyaknya vulkan, maka tanah Indonesia menjadi tanah yang subur sehingga dapat memberi penghidupan/bahan pangan bagi penduduk, disamping kadangkala membawa malapetaka. Karena Indonesia merupakan jalur vulakanisme (terangkai melalui sebuah busur yang terbentang dari Pulau We sampai ke Indonesia bagian timur (Maluku) dan juga Sulawesi, sampai ke Kepulauan Sangihe dan talaud, maka di Indonesia terdapat banyak vulkan (gunung api), kurang lebih berjumlah 129 vulkan.
Regionalisasi wilayah Indonesia berdasarkan kondisi geologisnya secara detail dapat dilihat kembali pada catatan kuliah Geologi Indonesia.
3.    Region Flora dan Fauna
Region fauna menurut para ahli berkaitan dengan kondisi geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada tiga (3) daerah fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh garis Wallace, Weber, dan Lydeker.
Orang pertama yang melakukan regionalisasi flora dan fauna di Indonesia adalah Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu alam yang selama 8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat persebarannya, yakni untuk wilayah Landas Kontinen Sunda (wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan dari region fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi batasnya, garis tersebut dinamakan Garis Wallace. Batas region flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk membedakan flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul dengan flora-fauna di bagian timurnya. Garis tersebut dinamakan Garis Weber.
Namun demikian, ternyata di landas kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di Maluku-Halmahera, sehingga diberi batas dengan garis Lydeker. Garis Lydeker membedakan flora fauna landas Kontinen Sahul dengan region Australis. Fauna di Indonesia bagian barat dikenal dengan kelompok fauna asiatis. Fauna di Indonesia bagian tengah merupakan fauna peralihan antara fauna Asiatis dengan fauna Australis. Fauna di Indonesia bagian timur ditempati oleh fauna Australis.
4.    Region Budaya
Region budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya tersebut, misal: unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
5.    Region Aktivitas Penduduk
Aktivitas utama penduduk suatu wilayah kemungkinan berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh karena itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan dengan mata pencaharian dapat dijadikan dasar untuk melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian, region perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.
6.    Region Iklim
Iklim adalah unsur geografis yang sangat penting dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sangat pentingnya kedudukan iklim ini didasarkan atas kenyataan bahwa manusia tidak dapat menghindarkan diri dari pengruhnya dan tidak dapat pula manusia mengendalikannya (Sandy, 1996).
Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni :
a.  Indonesia mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan tinggi), karena letaknya di sekitar garis katulistiwa.
b. Kondisi Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja diselingi laut dan selat yang menyelingi pulau-pulau tersebut menyebabkan perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang dan malam relative kecil, mengakibatkan pula kelembaban udara selalu tinggi, bahkan di daerah-daerah yang dianggap kering seperti di Nusa Tenggara Timur sekalipun kelembaban udara masih sekitar 70-80 %. Dengan demikian, angin yang berhembus di Indonesia terasa nyaman, tidak kering dan panas sebagaimana di Negara-negara yang jauh dari laut atau negara-negara arid. Kedaan udara Indonesia yang selalu lembab/basah inilah maka iklim Indonesia disebut iklim tropic basah.
c.  Letak kepulauan Indonesia yang berada diantara posisi silang Benua Asia dan Australia, dengan musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya angin musim di atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan musim kemarau di kepulauan Indonesia. Di Indonesia hanya terdapat dua musim, karena letak Indonesia yang berada diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu matahari (disebut peredaran semu karena sesungguhnya bukan posisi mataharinya yang berubah, tetapi posisi buminya yang berubah terhadap matahari ketika bumi sedang berrevolusi mengitari matahari), dimana posisi matahari ini mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (hujan).
d. Indonesia bebas dari angin siklon dan anti siklon, karena angin siklon terjadi di daerah lintang ≥100 LU/LS.

Iklim Matahari Pembagian iklim yang didasarkan pada garis lintang dan atas kedudukan letak semu matahari terhadap permukaan bumi, dan temperatur. Iklim ini dibagi menjadi 3, yakni : iklim tropis, iklim sedang, dan iklim kutub.
a.    Iklim tropic terletak diantara 23,50 LU/LS, dengan temperature bulan terdingin lebih besar dari 180 C.
b.  Iklim sedang terletak diantara 23,50 LU/LS - 66,50 LU/LS, temperatur bulan terdingin < 100 C.
c.    Iklim Kutub, terletak di antara 66,50 C - 900 C.

Berdasarkan klasifikasi iklim matahari ini Indonesia termasuk beriklim tropic, karena wilayah Indonesia berada di bawah lintang 33,5 baik di utara maupun di selatan.

D.  Fisiografis Wilayah Indonesia
Secara umum, Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelagic state) fisigrafis wilayah Indonesia yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki kondisi fisiografis yang sangat kompleks, dari bentuk fisiografis yang sederhana sampai bentuk yang kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa laut, yakni luas wilayah laut 5 juta km², luas daratan sekitar 1,9 juta km² dan pantai tropical terpanjang di dunia, yakni 81.000 km².
Pembagian wilayah fisiografis Indonesia secara menyeluruh sulit dilakukan mengingat masing-masing pulau memiliki kompleksitas penampakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu beberapa ahli geologi acapkali membahas kondisi fisiografis indoenesia secara umum berdasarkan pulau-puau besar.
1.    Kondisi Geologis
Sejarah geologis wilayah Indonesia dalam kajian geografi regional, pembahasan kondisi regional dapat dilakukan dengan satuan wilayah secara sempit maupun luas misalnya: Vulkanisme dan kegempaan, Potensi geologis, Pengaruh kondisi geologis terhadap kehidupan penduduk
2.    Kondisi Geomorfologis
a.    Pembagian wilayah geomorfologis
b.    Pengaruh kondisi geomorfologis terhadap kehidupan penduduk
3.    Kondisi Hidrologis
a.    Sungai
b.    Air tanah
c.    Danau, rawa
d.   Laut
e.    Pengaruh kondisi hidrologis terhadap kehidupan penduduk
4.    Kondisi Meteorologis dan Klimatologis
a.    Curah hujan
b.    Temperatur
c.    Angin
d.   Kelembaban
e.    Pengaruh Kondisi Meteorologis dan klimatologis terhadap kehidupan penduduk

E.  Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi , kepulauan Indonesia yang merupakan gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia. Terbukti bahwa Indonesia rupakan Negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari pulau we  sabang (ujung sumatera utara) sampai merauke (ujung papua) . keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan bahwa Indonesia terletak di Cross position (posisi silang). Bukan saja suku bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia tetapi juga keanekaragaman kepercayaan (agama) dan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya bahkan hal itu sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah, seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Kelompok ras Austronesia-melanesoid (papua melanezoid), ada yang menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah timur. Mereka yang menyebar kearah timur menduduki wilayah Indonesia bagian timur : Papua, Pulau Aru da Pulau Kai.
2.  Kelompok ras negroid , yang sekarang menjadi orang semang di semenanjung malaka , orang mikopsi di kepulauan Andaman.
3. Kelompok ras Weddoid, antara lain sakai di Siak Riau, orang Kudu di Sumatera Selatan , Jambi,  orang Tomuna di pulau muna, orang Enggano dipulau Enggano, dan orang mentawai di kepulauan mentawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Ras Proto Melayu (Melayu Tua) antara lain suku Batak, Toraja dan Dayak. Ras Deutro Melayu (melayu muda) antara lain suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar