Minggu, 01 September 2013

Lahan Potensial dan Lahan Kritis



A.  Pengertian Lahan Potensial Dan Lahan Kritis
1.    Lahan Potensial
Lahan potensial adalah sebidang lahan yang dapat memberikan produk secara optimal pertahun persatuan luas. Umumnya lahan potensial dikaitkan dengan sector pertanian sehingga lahan ini mempunyai kemampuan untuk lahan produksi. Permasalahan dan penggunaan lahan di seluruh dunia bersifat umum, baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Hal ini terutama akan menjadi menonjol bersamaan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan proses industrialisasi.
Contoh penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk adalah sebagai berikut.
a.   Daya dukung tanah, yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban per ton per meter persegi.
b.  Fluktuasi air adalah kedalaman muka air tanah, hal ini erat hubungannya dengan kenyamanan penghuni permukiman, misanya air tanah dangkal yang dapat menjadikan tanah menjadi lembab.
c.    Kandungan lempung yang berat berpengaruh terhadap kembang kerutnya tanah, hal ini erat hubungannya dengan pembuatan jalan, rumah dan sebagainya. Cara mengatasi hal demikian adalah dengan membuat pondasi sistem cakar ayam.
d.  Topografi erat kaitannya dengan penempatan permukiman penduduk, yang harus diingat adalah kemiringan lereng yang diukur dari bidang horizontal. Lereng yang masuk kategori bagus adalah yang mempunyai kemiringan 0% - 3%.

Tabel Kemiringan Lereng:

2.    Lahan Kritis
Lahan Kritis adalah sebidang lahan yang penggunaan atau pemanfaatannya tidak sesuai dengan kemampuannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dala m kaitannya dengan lahan kritis adalah penggunaan lahan harus sesuai dengan kelas kemampuan.
Tabel Klasifikasi Kemampuan Lahan:


B.  Pemanfaatan Lahan Potensial dan Kendalanya
1.    Di Daerah Pantai
Pemanfaatan lahan potensial di daerah pantai digunakan untuk usaha tambak udang dan bandeng. Kendalanya adalah adanya air pasang. Cara menanggulanginya dengan memasang pintu pengatur keluar masuknya air laut, dengan tujuan PH airnya tetap (PH = keasaman). Lahan potensial di daerah pantai digunakan untuk membuat garam. Kendalanya adalah air hujan (curah hujan) yang tidak menentu. Lahan potensial di daerah pantai dapat digunakan untuk objek wisata. Kendalanya adalah jalur transportasi, penerangan (listrik), dan tradisi masyarakat setempat.
2.    Di Daerah Dataran Rendah
Lahan ini dimanfaatkan untuk tanah pertanian. Kendalanya adalah adanya genangan air yang lama. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara
a.    Pembuatan tanggul sungai
b.    Pengaturan penggunaan lahan secara benar
c.    Pembuatan saluran air (drainase).
3.    Di Daerah Pegunungan
Pemanfaatan lahan potensial di daerah pegunungan digunakan untuk usaha perkebunan. Kendalanya adalah terjadi erosi. Cara menanggulanginya dengan jalan memakai atau menggunakan teknik pengelolaan lahan dan penanaman pohon pelindung. Daerah potensial di daerah pegunungan juga dapat digunakan untuk objek wisata. Kendalanya adalah jalur transportasi, komunikasi, dan objek wisata tersebut belum dikelola secara profesional.

C.  Upaya Pelestarian dan Peningkatan Manfaat Lahan Potensial
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan dan meningkatkan manfaat lahan potensial adalah
1.    Menjaga lahan dari bahaya erosi dengan jalan pembuatan teras atau sengkedan
2.    Meningkatkan dan memanfaatkan kesuburan tanah
3. Melakukan pergiliran tanaman (crops rotation), yaitu menanam tanaman dengan cara bergantian, misalnya dari padi ganti kacang kedelai, padi lagi, ganti jagung, begitu seterusnya
4.    Mengadakan teknik penanaman dengan sistem kontur.
5.    Untuk Di daerah Pertanian :
a. Intensifikasi = Usaha meningkatkan hasil pertanian dengan pemupukan, pengairan dan pengolahan tanah yang baik dan teratur.
b.    Eksentifikasi = Usaha meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan pertanian.
c.    Mekanisasi = Usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesinmesin.
d.  Deversifikasi = Usaha meningkatkan hasil pertanian dengan pemanasan berbagai tanaman (tanaman palawija)
e.  Rehabilitasi = Usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengganti tanaman yang sudah tua dan tidak produktif (tamanan industri).

D.  Upaya Penanggulangan dan Pemulihan Lahan Kritis
Beberapa cara yang dilakukan untuk penanggulangan lahan kritis adalah
1.    Reboisasi hutan pelindung yang keadaannya gundul
2.    Penghijauan lahan-lahan terbuka
3.    Diadakan pohon-pohon penyangga
4.    Penebangan hutan jangan berlebihan karena dapat mengakibatkan terbukanya lahan
5.    Menghindari erosi tanah yang diakibatkan oleh tetesan air hujan secara langsung
6. Tanah yang belum kritis diusahakan dilakukan pemupukan secara seimbang dan tidak berlebihan dengan tujuan menghindari kejenuhan atau keracunan tanah yang dapat menjadikan tanah menjadi kritis kembali.
7.  Eksplorasi hutan di Kalimantan Timur pada awal Orde Baru selain meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, ternyata juga menyebabkan munculnya permasalahan sosial budaya.

E.  Mengatasi Kendala Faktor Topografi Tanah
Lahan kemungkinan mempunyai kemiringan yang tidak dikehendaki. Namun, hal ini dapat dimodifikasi dengan cara membuat teras atau sengkedan. Selain untuk memperkecil saluran air, teras juga memberi kesempatan kepada tanah untuk menyerap air. Pembuatan teras perlu disesuaikan dengan keadaan tempat dan tujuannya. Jenis tanah fluvial adalah jenis tanah hasil sedimentasi oleh sungai. Usaha untuk melestarikannya adalah :
1.    Membangun tanggul
2.    Membendung sungai
3.    Membuat sengkedan
4.    Membuat terasering/teras-teras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar