Selasa, 24 September 2013

Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam Pengembangan Wilayah



Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan proses pemberdayaan rakyat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, melalui pemberdayaan pihak terkait (stakeholders) yang terdiri dari masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Dalam prosesnya untuk mencapai kesejahteraan, pihak terkait akan memanfaatkan sumberdaya alam dengan peralatan yang dimiliki. Untuk mencapai harmonisasi maka pemanfaatan sumberdaya alam tersebut harus mempertimbangkan daya dukung lingkungannya. Dalam proses pemberdayaan tersebut diperlukan input, yang bisa berupa sumberdaya alam dengan seluruh inovasinya. Hasilnya akan merupakan keluaran (output) yang telah merupakan jelmaan dari input yang telah bernilai tambah. Rangkaian Input-Proses dan Output tersebut disebut dengan Sistem. Dalam konteks ini yang disebut dengan sistem adalah sistem informasi.
Membangun Sistem Informasi Geografi (SIG) berarti membangun 4 (aspek) utama secara totalitas dan satu kesatuan, yaitu: aspek data, aspek sumberdaya manusia (human resources), aspek perangkat (software dan hardware), dan aspek institusi yang diwujudkan dalam bentuk kelembagaan dan tata laksananya (Dangermond, (1983). Sistem informasi merupakan alat (instrument) untuk memberdayakan rakyat. Oleh karena itu sistem informasi harus mempermudah dan memperlancar proses pemberdayaan rakyat tersebut, bukan menghambat atau malahan memberi masalah. Dengan demikian SIG yang merupakan tatanan dalam menyediakan data, mengelola, memproses, dan menyajikan informasi, harus mudah dan praktis digunakan. Pembangunan sistem harus berorientasi pada proses pemberdayaan tersebut, yaitu dengan antara lain memperlancar dan memperpendek birokrasi, serta menumbuhkan sikap taat azas dan taat aturan (Susilo, K., 2000).
Disamping wilayahnya sangat luas, Indonesia mempunyai penduduk yang sangat besar. Kondisi ini akan berimplikasi pada besarnya kegiatan penduduk dan luas persebaran kegiatannya. Untuk membangun daerah yang sangat luas dan sangat heterogen seperti Indonesia diperlukan data yang baik dan berakurasi tinggi, serta mudah dicari pada waktu digunakan. Terapan SIG merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah penting untuk mengatasi hal tersebut, dikarenakan SIG membantu perencanaan pembangunan dari aspek keruangan (spatial). Meskipun tahap perkembangan SIG di Indonesia pada saat ini masih dalam taraf berkembang dan belum optimal, namun perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia akan menjanjikan kondisi yang lebih baik pada masa yang akan datang sehingga dapat terwujud efektifitas dan efisiensi pembangunan yang lebih tinggi.

Sumber:
Perencanaan Pengembangan Wilayah (Aziz Budianta S.Si, MT dkk, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar