Pada zaman Paleozoikum ini dibagi lagi
menjadi lima zaman yaitu
Zaman Kambrium, Silur, Devon, Karbon, dan Zaman Perm.
A. Zaman Kambrium
Endapan
yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil sehingga banyaklah
yang dapat diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa ini ditandai oleh
adanya endapan-endapan yang mengandung jasad-jasad fosil yang telah mencapai
tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan dengan yang dijumpai pada
masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas pada air. Oleh karena itu,
sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air, terutama jasad-jasad
samudera. Contohnya archaecyata dan binatang Trilobit Olenellus.
1.
Archaecyatha
Peranannya seperti
binatang karang. Jenis ini banyak membentuk endapan-endapan gamping yang tebal.
Pembentukannya seperti yang dibuat oleh binatang karang sekarang ini di
laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung Archaecyatha telah banyak
ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia, dan lain-lain.
2. Binatang
Yang menjadi fosil penunjuk yang terpenting yang pada zaman Kambrium adalah
Trilobita, yaitu sebangsa jenis udang-udangan yang berkulit keras.
Batuan
pada masa Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit,
sedimen pasir, dan berlempung yang kaya akan fosil. Pada masa ini tidak
terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air yang hangat.
Jadi, pada saat itu iklimnya sedang, bahkan panas. Masa Kambrium ditaksir
lamanya 70 juta tahun.
Anggapan
yang menyebabkan binatang-binatang yang dapat memfosil semakin banyak dan
ditemukan sebagian besar di daerah tertentu, misalnya Kanada Barat sebagai
berikut.
a. Pada
masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih kecil sehingga
lapisan-lapisan batu-batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi yang
lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang-barang
pecah-belah.
b. Setelah
Prakambrium, beberapa kelompok binatang lebih banyak mempunyai kerangka maka
kemungkinan untuk memfosil lebih besar.
Dengan
menggunakan fosil maka dapat diketahui 3 macam zaman Kambrium, yaitu fauna
Kambrium bawah, fauna Kambrium tengah, dan fauna Kambrium atas.
a.
Fauna
kambrium bawah
Masih bersifat
kosmopolit, yaitu binatang-binatang masih terdapat di mana-mana di dunia (Trilobit Olenellus).
b.
Fauna
kambrium tengah
Sudah terbagi menjadi
daerah-daerah fauna pasifik dan Atlantik. Daerah Atlantik sebagai fosil
binatang Paradoxides (Pasifik Olenoides).
c.
Fauna
kambrium atas
Daerah fauna Pasifik
bercirikan Diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet sampai Spanyol.
Daerah fauna Atlantik bercirikan Olenus.
B. Zaman Silur
Pada
zaman Silur, penyebaran fauna lebih luas dibandingkan dengan masa Kambrium.
Banyak kelompok binatang baru muncul pada zaman Silur ini. Di antaranya yang
terpenting adalah Vertebrata atau binatang bertulang punggung. Graptalit adalah
ciri fosil penujuk pada masa Silur dan merupakan kumpulan/kalori binatang kecil
yang disebut Rabdosoma.
Sedimen
pasir gamping, kebanyakan diendapkan pada tempat-tempat daerah yang terangkat
di dekatnya. Banyak binatang karang berkembang biak dengan baik sehingga
jasad-jasadnya meninggalkan lapisan batu gamping yang tebal.
Sedimen
dengan ciri fasies Graptalit
terbentuknya di lautan yang dalam, tetapi kini ternyata kebanyakan di antara
lempung-lempung itu diendapkan di lautan yang dangkal, yang kadang-kadang tertutup oleh ganggang laut. Hal ini
menyebabkan laut berwarna hitam (Laut Hitam). Di Indonesia zaman Silur adalah
zaman yang tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat yang bernama
Halisites, telah banyak ditemukan orang dalam batu-batu lepas dalam suatu
sungai di Papua.
Air hujan
di Niagara terjadi pada endapan-endapan Silur. Iklim pada zaman Silur di
mana-mana mengalami panas yang hampir sama dengan masa Kambrium. Adanya sisa
evaporit-evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan mungkin ada suasana
gurun.
C. Zaman
Devon
Zaman
ini bercirikan munculnya tumbuh-tumbuhan darat dan binatang bertulang punggung.
Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok-kelompok binatang yang tidak
bertulang punggung, seperti Amronit. Pada dasarnya Devon terbagi atas 3 macam,
yaitu Devon bawah, Devon tengah, dan Devon atas.
Pada
umumnya daerah Old Red Sandstone (ORS) terdiri atas Arkosa Konglomerat, batu
pasir, yang kesemuanya berasal dari perombakan pegunungan Kaledonia. Daerah ORS
ini meliputi daerah sekitar pegunungan Kaledonia, Inggris, Skotlandia,
Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, hingga jauh melampaui dataran tinggi
Rusia. Khusus di Grondalia, ORS berselang-seling dengan endapan-endapan laut
dangkal. Demikian pula di Tiongkok terdapat endapan ORS, terutama di Kuangli
(karena ada hubungan lautan pada saat benua Eropa dan Asia masih bersatu).
Pada
zaman Devon banyak ditemukan lapisan-lapisan endapan daratan yang sungguh luas.
Banyak di antaranya diendapkan dalam sungai atau dalam danau. Dalam lapisan
banyak ditemukan fosil-fosil ikan, demikian pula perkembangan tumbuhan daratan
baru berarti setelah zaman Devon.
Pada
zaman Devon keadaan iklim sangat panas, dan di daerah tropika banyak hujan
disertai tumbuhan berkembang, mengakibatkan terjadinya tanah merah yang
bersifat laten. Di samping itu dengan adanya sungai-sungai dan danau-danau,
menunjukkan iklim yang agak lembab. Di beberapa tempat ditemukan bekas-bekas
yang menunjukkan adanya gletser-gletser besar. Bekas-bekas ini ditemukan di
Afrika Selatan, Grondalia, dan Amerika.
Di
Indonesia zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja, yaitu
dengan adanya Heliolithes dan Tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen
di Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang telah terbukti
mempunyai batuan-batuan Devon.
D. Zaman
Karbon
Zaman
ini ditandai dengan timbulnya sejumlah besar karbon bebas di pelbagai bagian
dunia. Karbon atau Carbonium atau Arang ini amat berpengaruh pada keadaan
cuaca/iklim. Pada zaman Karbon ini terjadi pembentukan pegunungan; hal-hal
inilah yang menyebabkan zaman Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya
batu bara sangat erat hubungannya dengan pengangkatan dan pembentukan
pegunungan. Adanya karang menunjukkan iklim sedang yang agak panas; adanya
sedimen Klasika yang berwarna merah dengan rekah kerut menandakan iklim
kering/arid.
Adanya
tumbuh-tumbuhan dengan daun yang cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan.
Tidak adanya lingkaran tahun pada batang-batang serta tumbuh terus, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang menyolok. Endapan
batu bara yang berwarna merah menunjukkan peninggalan yang kering dan gersang.
Perkembangan
naptelia, amfibia yang muncul pada zaman Devon mengalami perkembangan pesat,
demikian pula perkembangan serangga, lebah, dan lipan. Serangga pada zaman ini
ialah pemakan daging/bangkai. Pada tempat di mana karbon diendapkan sebagai
lapisan dasar laut, di sana dijumpai karang/koral dalam jumlah yang besar.
Perkembangan tumbuhan (paku/pakis, kawat/sumbar batu) lebih nyata dibandingkan
dengan binatang bertulang punggung.
E.
Zaman Perm
Ciri-ciri
perm ialah bahwa letak lapisan yang diskor dan di atas karbon mengandung batu
bara, juga adanya penyimpangan fauna laut dari 2 karbon fosil pada zaman
Paleozoikum akhir.
Di
Indonesia peninggalan perm ditemukan di Timor pada lembah sungai Noil, besi di
Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan lava-lava bantal (kegiatan vulkanik). Di
Sumatera berupa gamping dan koral disertai dengan batuan dari gunung berapi.
Lapisan perm mengandung minyak, koalium (bahan porselin), lempung keramik,
besi, dan batu bara. Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan kaidah-kaidah
sebagai berikut.
1. Bila
perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan laut yang luas
maka akan terdapat iklim yang agak panas dan merata di bagian bumi yang luas.
2. Bila
perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada orogenese atau
pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim dalam
beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim hujan
tropis.
Jadi,
dari masa Paleozoikum dan Prakambrium dapat disimpulkan beberapa hal, yakni
sebagai berikut:
a. Pada zaman Azoikum dapat dikatakan belum
ada kehidupan sama sekali, barulah pada zaman Protonozoikum mulai ada
kehidupan.
b. Pada zaman Paleozoikum mulai ada
fosil-fosil baik berasal dari flora maupun fauna.
c. Pada zaman Paleozoikum dapat disebut mulai
ada tingkat kehidupan. Pada saat itu mulai timbul berbagai kehidupan seperti
tumbuhan daratan pertama, trolobita, ikan, ubur-ubur, di mana tingkat kehidupan
masih sangat sederhana.