Pilihan untuk melakukan revitalisasi sektor adalah pilihan yang sangat
tepat untuk saat ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang telah
diberikan oleh sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Revitalisasi juga
mengandung pengertian bahwa sektor pertanian pernah sangat vital, namun kini
kurang mendapatkan perhatian dan prioritas sebagaimana mestinya sehingga
sumbangan yang diberikan kurang optimal.
Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang baik akan terwujud jika
didukung oleh sistem perencanaan yang akurat dan terukur. Oleh karena itu semua
faktor yang mempengaruhi pembangunan pertanian yang berkelanjutan,baik itu
faktor pendukung maupun faktor pembatas harus dipikirkan sejak awal dan
dituangkan dalam produk database dan peta pembangunan pertanian.
Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang
berpikiran maju merupakan salah satu faktor pendukung utama. Namun demikian
dengan kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka
pengembangan pertanian yang berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung
lingkungan. Sedangkan faktor pembatas yang sering ditemui adalah kurangnya
informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya alam, dimana data
dan informasi merupakan instrumen yang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan.
Perkembangan penggunaan sumberdaya alam lahan sampai saat ini belum
memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman. Hal ini
dipengaruhi oleh kondisi lahan yang bervariasi berdasarkan letak georafis dan
topografinya, yang masing-masing mempengaruhi produktifitas tanaman. Diperlukan
perencanaan yang matang dalam mengambil keputusan jenis tanaman yang akan
ditanam. Perencanaan dan pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan
informasi yang akurat tentang kondisi lahan.
Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan
tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG)
yang mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan
perkiraan dari suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan
informasi tentang komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan
peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi
yang akurat, obyektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong
peningkatan produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya
dukung lahan.
Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan
manfaat antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih
komoditas yang sesuai sehingga kegagalan panen dapat dihindari.
b.
Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di
lapangan.
c.
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat
perencanaan di wilayah kerja masing-masing.
d.
Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam
menentukan kebijakan.
Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk membantu mengelola
sumberdaya pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran
air. Selain itu SIG juga dapat digunakan untuk menetapkan masa panen,
mengembangkan sistem rotasi tanam dan melakukan perhitungan secara tahunan
terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman
atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
Analisa tanah untuk kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan
alternative berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis
tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisi ini dilakukan dengan
cara mencocokan antara kebutuhan tanaman untuk hidup dengan data kondisi tempat
yang akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan
persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman.
Data-data hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta
sebagai atribut peta yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas
yang paling cocok. Masing-masing peta tematik dengan atributnya ditumpang
tindihkan sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan (sangat tidak cocok, kurang
cocok, cocok, sangat cocok).