Jumat, 23 Agustus 2013

Menyikapi Penipisan Lapisan Ozon



Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian maju telah mengungkap banyak hal yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Perubahan iklim akibat pemanasan global yang dipicu oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di lapisan troposfir dan penipisan lapisan ozon di lapisan stratosfir merupakan suatu penemuan yang baru diakui masing-masing pada 1970-an dan 1980-an.

Atmosfer
Atmosfir penting bagi kehidupan di bumi. Tanpa atmosfir, manusia, hewan dan tumbuhan tidak dapat hidup. Atmosfir bertindak sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfir adalah lapisan udara yang menyelubungi planet bumi sampai ketinggian lebih dari 300 km di atas permukaan laut (dpl). Beberapa ilmuwan percaya bahwa batas teratas atmosfis mencapai ketinggian sekitar 1.000 km. Hal ini mungkin didasarkan pada fakta bahwa rumbai-rumbai bumi mencapai ketinggian tersebut. Secara garis besar, atmosfir terdiri atas 3 lapisan, yakni:
a.   Lapisan troposfir, berbatasan langsung dengan permukaan bumi dan laut. Ketingiannya bervariasi dari 10 km (di wilayah kutub) - 16 km (di wilayah khatulistiwa) dpl.
b. Lapisan stratosfir, tanpa kelembaban dan karenanya tidak ditemui gumpalan awan di lapisan ini. Ketingginnya antara 10-80 km. Pada ketinggian 15-35 km terdapat konsentrasi ozon (O3). Sekitar 30% dari lapisan ozon (ozonosfir) terkonsentrasi pada ketinggian 25-35 km dpl.
c.  Lapisan ionosfir, bermula pada ketinggian 75-80 km dpl. Udara di lapisan ini sering mengalami ionisasi sehubungan dengan adanya aksi radiasi ultraviolet (ultraungu) dan sinar kosmis. Semakin terionisasi udara tersebut, semakin besar daya hantar listriknya.

Lapisan ozon sendiri memegang peranan penting bagi kelangsungan seluruh mahluk hidup penghuni planet bumi. Lapisan ini merupakan perisai dari sinar ultraviolet yang setiap saat dipancarkan oleh matahari.

Ozon
Ozon pada lapisan stratosfir adalah salah satu bentuk oksigen yang terdapat secara alami. Ozon stratosfir ini dibentuk oleh interaksi antara radiasi ultraviolet dari matahari dengan oksigen yang terdapat dalam stratosfir. Lapisan ozon menyerap radiasi ultraviolet. Ini amat penting karena radiasi ultraviolet merusak kehidupan mahluk hidup. Radiasi ultraviolet (panjang gelombang sekitar 10 – 380 mm) adalah radiasi matahari berenergi tinggi yang sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi. Jadi, dalam peranannya melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet, ozon stratosfir, atau lapisan ozon, amat berguna.
Sebaliknya, ozon pada lapisan troposfir merupakan zat pencemar. Ozon troposfir ini merupakan salah satu hasil samping yang terbentuk ketika sinar matahari berinteraksi dengan emisi knalpot kendaraan. Pada kabut tebal, ozon troposfir mencapai kadar yang merusak kehidupan tumbuhan dan hewan. Ozon troposfir juga dihasilkan dalam industri dan digunakan sebagai bahan pemutih dan pemurni.
Ozon troposfir juga merupakan gas rumah kaca (GRK) yang efektif. Namun, gas ini bersifat tidak stabil, hanya tahan beberapa minggu dalam atmosfir. Kontribusinya terhadap efek rumah kaca (ERK) bervariasi dari tempat ke tempat dan dampak keseluruhannya sulit diperkirakan dengan tepat. Namun demikian, ozon troposfir tampaknya mempunyai dampak yang semakin meningkat.

Lubang Ozon
Pada awal 1980-an ditemukan bukti kuat tentang kerusakan lapisan ozon. Tim Survei Antartika Inggris, menemukan penurunan jumlah ozon dalam lapisan ozon. Pada 1984, ketika penurunan mencapai 30%, diyakini bahwa sesuatu yang serius sedang terjadi.  Pengukuran pada tahun-tahun berikutnya menunjukkan bahwa penipisan lapisan ozon berjalan terus dan nyaris membentuk lubang di bagian Kutub Selatan. Keberadaan lubang tersebut, yang disebut lubang ozon, diperkuat oleh analisis data satelit. Pada 1987, lubang tersebut menyebar, mencakup seluruh bagian benua Antartika. Kemudian, ditemukan lagi bukti kuat bahwa keseluruhan lapisan ozon telah menipis dan bahwa proses ini masih berlangsung. Sampai pada pertengahan 1991, pengurangan keseluruhan telah mencapai 80%. Jadi, dunia saat ini telah mengalami dosis radiasi ultraviolet yang kian meningkat.

CFC
Klorofluorokarbon (CFC) adalah gas buatan yang diperkenalkan oleh General Motors di Amerika Serikat pada 1930-an. Gas ini mulai digunakan secara luas setelah Perang Dunia II. Gas ini tidak beracun, tidak mudah terbakar dan amat stabil sehingga dapat digunakan dalam berbagai peralatan. Ada 2 jenis CFC yang umum digunakan, yakni CFC-11 dan CFC-12. CFC-11 terutama digunakan sebagai bahan peniup busa plastik dan sebagai propelan (bahan pembakar) dalam kaleng semprotan. CFC-12 digunakan dalam peralatan pendingin ruangan dan lemari es dan juga dalam kaleng semprotan dan peniup busa. CFC juga digunakan sebagai pelarut untuk membersihkan sirkuit komputer ketika dalam proses pembuatan.
Karena CFC amat stabil maka gas ini tahan lama. CFC-11 dapat tetap berada dalam atmosfir rata-rata selama 65 tahun dan CFC-12 sekitar 130 tahun. Konsentrasi CFC-11 dalam atmosfir hanya 0,3 ppm dan CFC-12 hanya sedikit di bawah 0,5 ppm. Tetapi, keduanya merupakan gas rumah kaca yang amat kuat.
Selain peranannya sebagai GRK, CFC juga merusak lapisan ozon. Penyelidikan ilmiah menunjukkan bahwa gas ini merupakan ancaman kuat terhadap keberadaan lapisan ozon. Walaupun konsentrasinya amat kecil, CFC menentukan dalam penguraian molekul-molekul ozon. Tiap molekul CFC mampu merusak 100.000 molekul ozon. Jadi, daya rusaknya terhadap lapisan ozon sangat kuat.
Karenanya, pemerintah Amerika Serikat pada 1978, dan beberapa negara lain kemudian mengikutinya, membatasi dengan ketat penggunaan CFC. Sejak 2000, penggunaan gas ini sudah dilarang di seluruh negara. Hanya sayang, gas-gas penggantinya juga sangat stabil di atmosfir, umurnya hanya sedikit di bawah umur CFC. Sampai sekarang, gas-gas pengganti yang berumur jauh lebih pendek dibanding umur CFC belum ditemukan. CFC pengganti masih termasuk gas rumah kaca yang amat kuat. (CFC dan gas-gas penggantinya, kadang-kadang disebut sebagai bahan refrigeran).

Dampak
Telah dijelaskan di atas, bahwa lapisan ozon menyerap radiasi ultraviolet. Karenanya, jika lapisan ozon rusak, atau berlubang, dan lubang ini diyakni semakin luas, maka akan semakin banyak radiasi ultraviolet yang lolos ke bumi. Hal ini berdampak besar terhadap seluruh kehidupan di bumi. Pada manusia, radiasi ini menyebabkan kanker kulit terlokalisir, yang kebanyakan masih dapat disembuhkan. Tetapi, juga dapat menyebabkan melanoma, yakni kanker kulit yang jauh lebih berat, yang awalnya seperti tahi lalat tapi menyebarkan sel-sel kanker ke seluruh tubuh dengan cepat. Radiasi ultraviolet juga merusak mata dan dapat menyebabkan katarak. Ada pula dugaan bahwa radiasi ultraviolet dapat melemahkan sistem kekebalan. Radiasi ultraviolet juga dapat menurunkan hasil panen dan merusak ganggang laut. Bahkan, akhir-akhir ini telah muncul berbagai jenis penyakit aneh yang menimpa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tidakkah hal ini juga berkaitan dengan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh penipisan lapisan ozon di lapisan statosfir dan/atau peningkatan konsentrasi ozon di lapisan troposfir?
Kejutan-kejutan lingkungan telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini. Dampaknya sangat luas dan tidak dapat lagi ditanggulangi secara sendiri-sendiri oleh masing-masing negara. Penemuan tentang lapisan ozon yang menipis dan adanya lubang ozon pada lapisan tersebut, yang kondisinya semakin meningkat, telah melancarkan upaya ilmiah internasional untuk mencari tahu penyebab dan solusinya. Ditemukan bahwa CFC adalah perusak lapisan ozon yang sangat kuat. Penggunaan CFC telah dilarang. Namun, masalah tidaklah selesai karena umumnya bahan pengganti CFC itu sendiri juga merupakan gas-gas rumah kaca yang kuat. Gas HCFC-12, misalnya, mempunyai umur di atmosfir hanya sedikit di bawah CFC-11.

Di Kutip dari Dosen Fisika dan Ka. Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana Alam - Lembaga Penelitian UNTAD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar