Kamis, 22 Agustus 2013

Pola dan Bentuk Kota



Kota-kota tumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kekuatan, seperti jaringan transportasi, perluasan industri, perubahan guna lahan, penyediaan sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. Perkembangan kota dapat dilihat dalam dua cara, yaitu:
a.    Perkembangan menurut asal pertumbuhan
b.    Perkembangan menurut arah pertumbuhan

A.  Perkembangan Kota Menurut Asal Pertumbuhan
1. Perkembangan alamiah, yaitu perkembangan kota di masa yang lalu secara alamiah tanpa dilakukan kegiatan perencanaan kota. Dalam pengambilan keputusan untuk pengembangan kota, didasarkan pada kegiatan manusia yang berdasarkan pertimbangan keuntungan sesaat. Infrastruktur dibangun secara tidak teratur, tanpa mempertimbangkan perluasan kota di masa depan. Bentuk kota yang berkembang secara alamiah, antara lain:
a. Penyebaran secara konsentrik (Concentric Spread) - merupakan kecenderungan alamiah dimana orang ingin sedekat mungkin dengan pusat kota, dan sebagai wujudnya adalah kota berkembang berbentuk konsentrik dengan pusat kota sebagai inti. Permasalahan yang ditimbulkan meliputi kemacetan lalu lintas, jalan-jalan sempit, konsentrasi penduduk dan lain sebagainya.
b. Pengembangan berbentuk pita (Ribbon Development) - Pada umumnya perkembangan berbentuk pita terjadi sebagai akibat peningkatan sistem jaringan jalan dan pertumbuhan lalu lintas kendaraan bermotor. Secara alamiah, kecenderungan setiap orang membangun aktivitas sedekat mungkin dengan jalur jalan utama. Jika tanpa pengendalian yang efektif dapat menimbulkan permasalahan:
·      peningkatan biaya pelayanan prasarana dasar,
·      perbaikan pelayanan di masa depan menjadi mahal dan sulit,
·   kegiatan yang ada akan terkena dampak arus lalulintas yang tinggi (kebisingan, polusi udara, debu dll.),
·      berpeluang terjadinya kecelakaan lalulintas dan kemacetan lalulintas,
·      kapasitas lalulintas dan efisiensi pada jalan utama berkurang,
c. Pertumbuhan berbentuk satelit (Satellite Growth) - Pertumbuhan kota satelit terjadi bila besaran kota telah mencapai ukuran tertentu, yang berkembang di sekitar kota utama (metropolitan) dan secara sosial-ekonomi masih bergantung pada kota induknya. Permasalahan yang terjadi umumnya berkaitan dengan akses terhadap kota induknya.
d.  Pertumbuhan secara terpencar (Scattered Growth) - Pertumbuhan kota berlangsung dengan pola yang tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan permasalahan kemacetan lalulintas, masuknya kegiatan industri dalam lingkungan permukiman, munculnya kawasan kumuh, kurangnya ruang terbuka (taman). Bila tidak terkendali, persoalan ini akan sulit dipecahkan di masa depan.
2. Perkembangan yang direncanakan, yaitu kota berkembang berdasarkan acuan/rencana yang telah disusun oleh perencana kota. Keseluruhan pertumbuhan kota dikendalikan melalui aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Perkembangan kota memperhatikan distribusi berbagai aktivitas secara rasional untuk menghindari terjadinya konflik di masa depan. Penyediaan berbagai sarana dan prasarana kota didasarkan pada kebutuhan di masa depan.

B.  Perkembangan Kota Menurut Arah Pertumbuhan
1.    Perkembangan kota secara horisontal
Kota tumbuh dan berkembang secara horisontal dan meluas ke segala arah yang memungkinkan, dimana lahan masih tersedia dengan biaya yang terjangkau.
a.    Keuntungan pembangunan kota secara horisontal:
·      Menghemat biaya pembangunan
·      Kemungkinan secara maksimum penggunaan pencahayaan alami
·      Kepadatan penduduk dapat dibatasi
·      Bangunan dapat menggunakan konstruksi sederhana (ekonomis)
·      Lahan-lahan marjinal dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka
b.    Kerugian pembangunan kota secara horisontal:
·      Membutuhkan lahan yang luas, dan
·      Menjadi tidak ekonomis bila nilai lahan terlalu tinggi (mahal)
2.    Perkembangan kota secara vertikal
Bangunan-bangunan kota dirancang dan dikembangkan secara bertingkat (multi-storey), dimana pembangunan ini dimungkinkan pada kawasan yang mempunyai nilai lahan tinggi (mahal)
a.    Keuntungan pembangunan kota secara vertikal:
·   Banyak orang tinggal dan menggunakan pelayanan umum pada bangunan yang sama, sehingga dapat menimbulkan rasa kebersamaan kelompok
·    Pada lantai diatas ketinggian tertentu, pemandangan alam dapat dinikmati dengan lebih baik (laut, sungai, gunung, dll)
·  Memungkinkan penggunaan secara maksimum teknik-teknik konstruksi modern, seperti lift, eskalator, dll.
·   Penghematan lahan dan secara ekonomis nilai lahan yang tinggi dapat dimanfaatkan secara optimal
·   Secara ekonomis, biaya konstruksi pada bangunan dapat dirancang dengan tipe struktur yang sama pada tiap-tiap lantai yang berbeda
b.    Kerugian pembangunan kota secara vertikal:
·   Dalam kasus bencana (gempa, kebakaran) akan menyulitkan penghuni untuk meloloskan diri secara aman, khususnya lantai atas.
·      Kepadatan penduduk akan meningkat.
· Rancangan bangunan cenderung sama (stereo-type) dan tidak ada batasan pribadi menyangkut suka atau tidak suka.
· Kegagalan dalam mengoperasikan lift, pompa air dll, dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penghuni.
·      Secara psikologis, penghuni dilantai atas terpisah dengan kehidupan alam (tanah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar