1.
Total
Mikroorganisme Tanah
Tanah
dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme
sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada
pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu
sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran
unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan
kimia tanah (Anas 1989).
Selanjutnya
Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam
tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa
mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah
mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan
atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai,
ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan
mikroorganisme pada tanah tersebut.
Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989).
Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989).
2.
Jumlah
Fungi Tanah
Fungi
berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka
menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi
dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur
mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka
dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi,
1983).
3.
Jumlah
Bakteri Pelarut Fosfat (P)
Bakteri
pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang
jumlahnya berkisar 103-106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim
Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun
sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi
bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang
monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah
bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung
dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas.
Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3-4 milyar tiap gram
tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi, 1983).
4.
Total
Respirasi Tanah
Respirasi
mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah.
Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali
digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran
respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang
berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah,
transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas
1989). Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan :
a. Jumlah CO2 yang dihasilkan,
b. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba
tanah.
Pengukuran
respirasi ini berkorelasi baik dengan peubah kesuburan tanah yang berkaitar
dengan. aktifitas mikroba seperti:
a. Kandungan bahan organic
b. Transformasi N atau P,
c. Hasil antara,
d. pH, dan
e. Rata-rata jumlah mikroorganisme.