Sabtu, 12 Oktober 2013

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)



Fenomena geografi berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Tugas para ahli geografi adalah menjawab pertanyaan mengapa pola keruangan dari fenomena geografi tersebut terstruktur seperti itu, dan bagaimana terjadinya (spatial process). Berdasarkan perbedaan ini timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang dan jasa.
Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi untuk mengakomodasikan kegiatan manusia. Tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Terdapat 8 tema yang terkait dengan analisis pendekatan keruangan, yaitu :
1.   Spatial pattern analysis (analisis pola keruangan)
Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi. Geografi juga berusaha memahami makna dari pola-pola tersebut serta berusaha untuk memanfaatkannya. Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam ruang muka bumi. Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan fenomena sosial. Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.
Tema ini menekankan pada sebaran pola dari elemen-elemen pembentuk ruang yakni dengan mengidentifikasi mengenai aglomerasi (pengelompokan) sebarannya.
2.  Spatial structure analysis (analisis struktur keruangan)
Analisis struktur keruangan menekankan pada analisis susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Unsur-unsur pembentuk ruang antara lain manusia, alam, tekhnologi, dll. Unsur-unsur pembentuk ruang disini bisa berupa sesuatu yang bersifat positif maupun sesuatu yang bersifat negatif.
3.  Spatial process analysis (analisis proses keruangan)
Analisis proses keruangan menekankan pada proses keruangan yang biasanya divisualisasikan pada perubahan ruang dari waktu ke waktu (sesuai dimensi kewaktuannya). Perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dapat dikemukakan secara kualitatif maupun kuantitatif.
4.  Spatial interaction analysis (analisis interaksi keruangan)
Analisis interaksi keruangan menekankan pada keterkaitan elemen-elemen lingkungan secara intra maupun inter elemen baik secara individu maupun antar wilayah untuk dapat menjalin komunikasi wilayah.
5.  Spatial organization anlaysis (analisis organisasi keruangan)
Analisis organisasi keruangan bertujuan untuk mengetahui elemen-elemen lingkungan mana yang berpengaruh terhadap terciptanya tatanan spesifik dari elemen-elemen pembentuk ruang. Penekanan utamanya pada keterkaitan antara kenampakan yang satu dengan yang lainnya secara individual.
6.  Spatial association analysis (analisis asosiasi keruangan)
Analisis asosiasi keruangan bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang, apakah ada fungsional atas sebaran keruangan atau gejala dengan sebaran keruangan gejala yang lain.
7.  Spatial tendency analysis (analisis tendensi/kecenderungan keruangan)
Analisis tendensi keruangan yang menekankan pada upaya mengetahui kecenderungan perubahan suatu gejala. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan space based analysis, time based analysis maupun gabungan antara space dan time based analysis.
8.  Spatial sinergism analysis (analisis sinergis keruangan)
Analisis sinergis keruangan merupakan suatu analisis yang menekankan pada sinerginya keruangan. Analisis mencoba menyoroti majunya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang menyebabkan terjadinya mobilitas barang, jasa, informasi yang tinggi yang menyebabkan dinamika keruangan semakin tinggi dan kompleks. Beberapa ide spatial sinergisme yang berupa wacana kabur dikarenakan belum adanya penelitian yang secara mendalam menyorotinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar