Perkembangan umum tersebut juga
berkaitan dengan perencanaan wilayah yang terjadi di Indonesia.
Masih adanya keterbatasan materi-materi penelitian tentang
perkembangan wilayah di Indonesia, maka dalam kaitannya dengan sejarah
perencanaan wilayah di Indonesia dapat ditelusuri dari masa-masa
yang sedikit terbatas. Oleh karena itu perkembangan tersebut hanya dapat
ditunjukkan dengan membagi 6 (enam) masa, yaitu: masa Pra Kolonial
(Pra VOC), masa VOC, masa Awal Abad XX, masa Perang Dunia II dan
Perang Kemerdekaan, masa Awal Kedaulatan (dekade tahun 1950-an dan
1960-an), masa dekade tahun 1970-an, dan masa sejak tahun
1980-an sampai dengan saat ini.
Pada setiap masa tersebut juga
memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat jelas tentang permasalahan wilayah
dan kehidupan budaya manusia di dalamnya. Tingkat kompleksitasnya
berkembang semakin beragam dari masalah-masalah yang pada tingkat
kelompok kekuasaan pemerintah kecil dan sistem penguasa dan wilayah
yang dikuasai, hingga tingkat masalah yang sangat kompleks.
Permasalahan tersebut antara lain urbanisasi fisik maupun demografis
semakin meningkat, perkembangan wilayah perkotaan dan perdesaan,
keterbukaan investasi dalam pembangunan permukiman, serta
dampak globalisasi dan krisis ekonomi di setiap wilayah kota dan
desa. Pemecahan dinamika kompleksitas masalah yang semakin
meningkat, penggunaan pendekatan dalam perencaan pun berkembang. Pada
awalnya digunakan pendekatan yang bersifat sederhana (tradisionil
dan spiritual) (misalnya: Hasta Kosala Kosali (Bali) dan mendasarkan pada
Bental Jemur (Jawa)), berkembang hingga penggunaan pendekatan yang
lebih menekankan pada pembangunan berwawasan lingkungan (sustainable development),
pendekatan keruangan, pendekatan kemitraan
antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat, hingga pendekatan
regional.
Sumber: Perencanaan
Pengembangan Wilayah (Aziz Budianta, dkk., 2011)