Home » » Aplikasi Sistem Informasi Geografi dalam Bidang Pertanian

Aplikasi Sistem Informasi Geografi dalam Bidang Pertanian

Written By Tasrif Landoala on Jumat, 16 Agustus 2013 | 01.09



Pilihan untuk melakukan revitalisasi sektor adalah pilihan yang sangat tepat untuk saat ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang telah diberikan oleh sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Revitalisasi juga mengandung pengertian bahwa sektor pertanian pernah sangat vital, namun kini kurang mendapatkan perhatian dan prioritas sebagaimana mestinya sehingga sumbangan yang diberikan kurang optimal.  Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan yang baik akan terwujud jika didukung oleh sistem perencanaan yang akurat dan terukur. Oleh karena itu semua faktor yang mempengaruhi pembangunan pertanian yang berkelanjutan,baik itu faktor pendukung maupun faktor pembatas harus dipikirkan sejak awal dan dituangkan dalam produk database dan peta pembangunan pertanian.
Lahan yang luas dan subur dengan kualitas sumberdaya manusia yang berpikiran maju merupakan salah satu faktor pendukung utama. Namun demikian dengan kondisi lahan yang terbatas dan kemampuan lahan tidak merata, maka pengembangan pertanian yang berkelanjutan harus mempertimbangkan daya dukung lingkungan. Sedangkan faktor pembatas yang sering ditemui adalah kurangnya informasi dan data yang akurat tentang kondisi sumber daya alam, dimana data dan informasi merupakan instrumen yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan.
Perkembangan penggunaan sumberdaya alam lahan sampai saat ini belum memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi tanaman. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lahan yang bervariasi berdasarkan letak georafis dan topografinya, yang masing-masing mempengaruhi produktifitas tanaman. Diperlukan perencanaan yang matang dalam mengambil keputusan jenis tanaman yang akan ditanam. Perencanaan dan pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan informasi yang akurat tentang kondisi lahan.
Penggunaan teknologi berbasi komputer untuk mendukung perencanaan tersebut mutlak digunakan untuk menganalisis, memanipulasi dan menyajikan informasi. Salah satu teknologi tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) yang mempunyai kemampuan membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi faktual. Untuk mendapatkan model, gambaran dan informasi tentang komoditas yang cocok untuk ditanam, maka dilakukan pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan dengan menggunakan metode SIG.
Pembuatan peta dan analisis kesesuaian lahan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kesesuaian lahan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, obyektif dan lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan. Selain itu juga bertujuan untuk mendorong peningkatan produktifitas sektor pertanian sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lahan.
Informasi dari analisis kesesuaian lahan ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
a.  Memberikan pedoman dan arahan bagi petani untuk memilih komoditas yang sesuai sehingga kegagalan panen dapat dihindari.
b.    Tersedianya informasi yang cukup bagi para penyuluh di lapangan.
c.    Sebagai bahan acuan dan referensi dalam membuat perencanaan di wilayah kerja masing-masing.
d.   Sebagai pemandu bagi instansi yang berwenang dalam menentukan kebijakan.

Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian, seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan saluran air. Selain itu SIG juga dapat digunakan untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman atau teknik yang digunakan dalam masa panen.
Analisa tanah untuk kesesuaian lahan dilakukan untuk mendapatkan alternative berbagai tanaman yang sesuai dengan kondisi bentang lahan dan jenis tanah yang terdapat dalam areal kerja tersebut. Analisi ini dilakukan dengan cara mencocokan antara kebutuhan tanaman untuk hidup dengan data kondisi tempat yang akan ditanami. Hasil analisis tanah dan faktor iklim disesuaikan dengan persyaratan tumbuh suatu jenis tanaman.
Data-data hasil analisis tanah di atas dimasukkan ke dalam data base peta sebagai atribut peta yaitu sifat tanah, sifat kimia tanah dan jenis komoditas yang paling cocok. Masing-masing peta tematik dengan atributnya ditumpang tindihkan sehingga diperoleh peta kesesuaian lahan (sangat tidak cocok, kurang cocok, cocok, sangat cocok).
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger