Keputusan seseorang untuk
melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong (push factors) dan faktor-faktor penarik
(pull factors). Faktor pendorong dan
penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi
wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor
pendorong umumnya bersifat sosio-psikologis sedangkan faktor penarik merupakan destination-specific attributes.
Adanya faktor pendorong
mengakibatkan seseorang ingin melakukan perjalanan wisata dan adanya berbagai
faktor penarik yang dimiliki oleh DTW akan menyebabkan orang tersebut memilih
DTW tertentu. Ryan (1991 dalam Pitana, 2005) menjelaskan faktor pendorong bagi
seseorang untuk melakukan perjalanan wisata antara lain sebagai berikut:
1.
Escape
Ingin
melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan atau kejenuhan dari
pekerjaan sehari-hari.
2.
Relaxation
Keinginan
untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape.
3.
Play
Ingin
menikmti kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan pemunculan
kembali dari sifat kekanak-kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai
urusan serius.
4.
Strengthening family bonds
Ingin
mempererat hubungan kekerabatan. Keakraban hubungan kekerabatan ini juga
terjadi diantara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama,
karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari di
negara industri.
5.
Prestige
Untuk
menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan
untuk meningkatkan status atau derajat sosial.
6.
Social interaction
Untuk
dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat
lokal yang dikunjungi.
7.
Romance
Keinginan
untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau
untuk memenuhi kebutuhan seksual khususnya dalam pariwisata seks.
8.
Educational opportunity
Keinginan
untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain dan/atau daerah lain
atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong yang dominant
dalam pariwisata.
9.
Self-fulfilment
Keinginan
untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada
saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.
10. Wish-fulfilment
Keinginan
untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan sampai mengorbankan
diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan perjalanan.
Sedangkan faktor penarik seseorang untuk melakukan perjalan wisata
menrut Jackson (1989) antara lain:
a. Location climate,
b. National promotion,
c. Retail advertisisng,
d. Wholesale marketing,
e. Special events,
f. Insentive schemes,
g. Visiting friends,
h. Visiting relatives,
i. Tourist attractions,
j. Culture dan
k. Natural environment & man-made environment.