Sejak
24 Agustus 2006 setelah sekitar 2.500 ilmuwan yang bertemu di Praha mengesahkan
pedoman baru bersejarah yang menurunkan pangkat planet kecil yang jaraknya
sangat jauh dari matahari itu ke kategori kedua.
Para
peneliti menjelaskan, Pluto gagal mendominasi orbitnya di sekitar matahari
seperti yang dilakukan planet-planet lain. Keputusan Uni Astronomi
Internasional (IAU) itu menyebabkan buku bacaan kini harus menggambarkan sistem
tata surya hanya terdiri atas delapan planet besar (sebelumnya sembilan). Pluto,
yang ditemukan pada 1930 oleh Clyde Tombough (Amerika), dianggap sebagai
”planet kecil”.
Muncul
pengakuan bahwa penurunan pangkat itu tampaknya bakal membingungkan publik,
yang sudah terbiasa dengan dengan gambaran khusus sistem tata surya. ”Saya
memang menangis saat ini, namun pada akhirnya kita harus menggambarkan sistem
tata surya secara benar, bukan seperti yang kita sukai, ”kata Profesor Iwan
Williams, ketua panel IAU. Panel tersebut telah bekerja selama beberapa bulan
untuk mendefinisikan istilah ”planet”.
Definisi
yang tegas sangat diperlukan setelah teknologi teleskop baru mulai bisa
mengungkapkan benda-benda jauh yang besarnya menyaingi Pluto. Tanpa tata nama
baru, penemuan-penemuan ini menambah prospek bahwa buku bacaan mungkin segera
menjelaskan tentang 50 atau lebih planet dalam sistem tata surya kita.
Syarat Planet
Para
ilmuwan menyepakati syarat benda angkasa yang disebut planet adalah: harus
berada di orbit sekitar matahari, ukurannya cukup besar sehingga bentuknya
hampir bulat, dan menjauhkan orbitnya dari benda-benda lain. Status Pluto
diperjuangkan selama bertahun-tahun. Namun planet itu lebih kecil dibandingkan
delapan planet ”tradisional” lain dalam sistem tata surya kita.
Dengan
jarak lintas hanya 2.360 km, Pluto lebih kecil dibandingkan beberapa bulan
dalam sistem tata surya kita. Orbitnya di sekitar matahari juga sangat miring
dibandingkan dengan bidang planet-planet besar. Selain itu, sejak awal 1990-an, para astronomi menemukan beberapa benda angkasa
yang ukurannya hampir sama dengan Pluto di wilayah luar sistem tata surya yang
disebut Sabuk Kuiper.
Pukulan
kritis bagi Pluto itu terjadi saat ditemukannya benda langit tiga tahun lalu
yang kini disebut 2003UB313. Setelah diukur dengan Teleskop Antariksa Hubble,
benda itu memiliki diameter sekitar 3.000 km––lebih besar ketimbang Pluto.
2003UB313 kini akan tergabung dalam kategori kecil, bersama bulan besar Pluto,
Charon, dan asteroid terbesar dalam tata surya, Ceres.
Diberi
nama seperti dewa jahat dalam mitologi Yunani, Pluto mengelilingi Matahari pada
jarak rata-rata 5,9 milyar kilometer, membutuhkan waktu 247,9 tahun Bumi untuk
sekali mengelilingi Matahari.