Gunung berapi terbentuk
dari batuan cair panas yang disebut magma yang berasal dari perut bumi. Pada
saat gunung meletus, magma naik ke permukaan melewati retakan-retakan yang ada
di batuan padat dan kemudian meletus. Terkadang magma menghasilkan letusan yang
sangat dahsyat. Magma mengalir seperti sungai api, sambil menyeret bebatuan,
debu, abu, uap panas, dan gas panas lain yang dilaluinya. Magma yang meletus
dari gunung berapi disebut lava. Lama kelamaan lava mendingin dan mengeras
menjadi bebatuan. Dari lava yang menumpuk tersebut dapat terbentuk sebuah
gunung baru. Beberapa gunung yang berasal dari gunung berapi memiliki lubang
berbentuk mangkuk yang disebut kawah.
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial
yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1)
erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi
keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada
retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik,
erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang
menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan
tersendiri.
Gambar. Letusan Gumung Berapi
Letusan gunung api
adalah
merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati
permukaan bumi.
Setiap gunung api
memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk
yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan
gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api
memiliki resiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api
1. Awan
Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan
bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan
merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan
yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700˚ C,
kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi > 70 km/jam (tergantung kemiringan
lereng).
2. Lontaran
Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)
berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan,
bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200O C),
ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar
sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai
"bom vulkanik".
3. Hujan
Abu Lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung.
Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan
jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena
ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata,
pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur
kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan
mesin pesawat.
4. Lava,
merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200O C. Karena cair, maka lava umumnya
mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava
sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang
dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5. Gas
Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung
api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan
yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2,
H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian
adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan
gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung
Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6. Tsunami,
umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material
akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai
sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin
besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan
Gunung Krakatau tahun 1883.
Bahaya
ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material
dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba,
sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan
lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.