Kota-kota tumbuh dan berkembang
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan kekuatan, seperti jaringan transportasi,
perluasan industri, perubahan guna lahan, penyediaan sarana dan prasarana, dan
lain sebagainya. Perkembangan kota dapat dilihat dalam dua cara, yaitu:
a.
Perkembangan
menurut asal pertumbuhan
A. Perkembangan Kota Menurut Asal
Pertumbuhan
1. Perkembangan
alamiah, yaitu perkembangan kota di masa yang lalu secara alamiah tanpa
dilakukan kegiatan perencanaan kota. Dalam pengambilan keputusan untuk
pengembangan kota, didasarkan pada kegiatan manusia yang berdasarkan
pertimbangan keuntungan sesaat. Infrastruktur dibangun secara tidak teratur,
tanpa mempertimbangkan perluasan kota di masa depan. Bentuk kota yang
berkembang secara alamiah, antara lain:
a. Penyebaran secara konsentrik (Concentric Spread)
- merupakan kecenderungan alamiah dimana orang ingin sedekat mungkin dengan
pusat kota, dan sebagai wujudnya adalah kota berkembang berbentuk konsentrik
dengan pusat kota sebagai inti. Permasalahan yang ditimbulkan meliputi
kemacetan lalu lintas, jalan-jalan sempit, konsentrasi penduduk dan lain
sebagainya.
b. Pengembangan berbentuk pita (Ribbon Development) - Pada umumnya perkembangan berbentuk pita terjadi sebagai
akibat peningkatan sistem jaringan jalan dan pertumbuhan lalu lintas kendaraan
bermotor. Secara alamiah, kecenderungan setiap orang membangun aktivitas
sedekat mungkin dengan jalur jalan utama. Jika tanpa pengendalian yang efektif
dapat menimbulkan permasalahan:
·
peningkatan
biaya pelayanan prasarana dasar,
·
perbaikan
pelayanan di masa depan menjadi mahal dan sulit,
· kegiatan
yang ada akan terkena dampak arus lalulintas yang tinggi (kebisingan, polusi udara,
debu dll.),
·
berpeluang
terjadinya kecelakaan lalulintas dan kemacetan lalulintas,
·
kapasitas
lalulintas dan efisiensi pada jalan utama berkurang,
c. Pertumbuhan berbentuk satelit (Satellite Growth)
- Pertumbuhan kota satelit terjadi bila besaran kota telah mencapai ukuran
tertentu, yang berkembang di sekitar kota utama (metropolitan) dan secara
sosial-ekonomi masih bergantung pada kota induknya. Permasalahan yang terjadi
umumnya berkaitan dengan akses terhadap kota induknya.
d. Pertumbuhan secara terpencar (Scattered Growth)
- Pertumbuhan kota berlangsung dengan pola yang tidak teratur. Hal ini akan
menimbulkan permasalahan kemacetan lalulintas, masuknya kegiatan industri dalam
lingkungan permukiman, munculnya kawasan kumuh, kurangnya ruang terbuka
(taman). Bila tidak terkendali, persoalan ini akan sulit dipecahkan di masa
depan.
2. Perkembangan
yang direncanakan, yaitu kota berkembang berdasarkan acuan/rencana yang telah
disusun oleh perencana kota. Keseluruhan pertumbuhan kota dikendalikan melalui
aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Perkembangan kota memperhatikan
distribusi berbagai aktivitas secara rasional untuk menghindari terjadinya
konflik di masa depan. Penyediaan berbagai sarana dan prasarana kota didasarkan
pada kebutuhan di masa depan.
B. Perkembangan Kota Menurut Arah
Pertumbuhan
1.
Perkembangan kota secara horisontal
Kota
tumbuh dan berkembang secara horisontal dan meluas ke segala arah yang
memungkinkan, dimana lahan masih tersedia dengan biaya yang terjangkau.
a.
Keuntungan pembangunan kota secara horisontal:
·
Menghemat
biaya pembangunan
·
Kemungkinan
secara maksimum penggunaan pencahayaan alami
·
Kepadatan
penduduk dapat dibatasi
·
Bangunan
dapat menggunakan konstruksi sederhana (ekonomis)
·
Lahan-lahan
marjinal dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka
b.
Kerugian pembangunan kota secara horisontal:
·
Membutuhkan
lahan yang luas, dan
·
Menjadi
tidak ekonomis bila nilai lahan terlalu tinggi (mahal)
2.
Perkembangan kota secara vertikal
Bangunan-bangunan
kota dirancang dan dikembangkan secara bertingkat (multi-storey), dimana pembangunan ini dimungkinkan pada kawasan
yang mempunyai nilai lahan tinggi (mahal)
a.
Keuntungan pembangunan kota secara vertikal:
· Banyak
orang tinggal dan menggunakan pelayanan umum pada bangunan yang sama, sehingga
dapat menimbulkan rasa kebersamaan kelompok
· Pada
lantai diatas ketinggian tertentu, pemandangan alam dapat dinikmati dengan
lebih baik (laut, sungai, gunung, dll)
· Memungkinkan
penggunaan secara maksimum teknik-teknik konstruksi modern, seperti lift,
eskalator, dll.
· Penghematan
lahan dan secara ekonomis nilai lahan yang tinggi dapat dimanfaatkan secara
optimal
· Secara
ekonomis, biaya konstruksi pada bangunan dapat dirancang dengan tipe struktur
yang sama pada tiap-tiap lantai yang berbeda
b.
Kerugian pembangunan kota secara vertikal:
· Dalam
kasus bencana (gempa, kebakaran) akan menyulitkan penghuni untuk meloloskan
diri secara aman, khususnya lantai atas.
·
Kepadatan
penduduk akan meningkat.
· Rancangan
bangunan cenderung sama (stereo-type) dan tidak ada batasan pribadi menyangkut
suka atau tidak suka.
· Kegagalan
dalam mengoperasikan lift, pompa air dll, dapat menyebabkan ketidaknyamanan
bagi penghuni.
·
Secara
psikologis, penghuni dilantai atas terpisah dengan kehidupan alam (tanah).