Minggu, 13 Oktober 2013

Dampak Pengembangan Pariwisata sebagai Suatu Industri Terhadap Sosial dan Budaya



Pada hampir kebanyakan negara-negara berkembang, ada kecendrungan untuk menjadikan cahaya matahari (sun), pantai (shore) pasir (sand) dan bahkan seks, yang dikemas dengan daya tarik seni budaya serta keramahtamahan untuk menarik wisatawan datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata (DTW). Dengan cara demikian, pembangunan pariwisata sebagai suatu industri menjadi sesuatu yang mudah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan cara mengeksploitasi keindahan alam, seni budaya dan keramahtamahan untuk mengatasi defisit neraca pembayaran yang dialaminya. Pariwisata seakan-akan dapat memberikan keuntungan yang besar, tapi lama-kelamaan akhirnya banyak menimbulkan masalah. Hal inilah yang menyebabkan perlunya perencanaan yang matang dalam pengembangan kepariwisataan. Pariwisata sebagai suatu industri diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di DTW atau negara yang dikunjungi wisatawan.
Pariwisata memiliki pengaruh yang sangat besar. Pengaruhnya dapat dirasakan, mulai dari kota, desa, kampong, bahkan jauh sampai kepedalaman. Pariwisata berhasil memindahkan Italian Art dari Roma, memindahkan tata cara makan dan minum dari Inggris, seni arsitektur dan kesusastraan dari Jerman, berpakaian yang menawan ala Paris sampai kebebasan seks dari Amerika.  Satu hal yang selama ini tidak disadari, pariwisata telah berhasil menggerakkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berbahasa Inggris, agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan. Akibat lebih jauh, di DTW yang banyak dikunjungi wisman bermunculan kursus-kursus singkat bahasa Inggris, Jepang, atau Perancis, walaupun kualitas kurang memadai tetapi sangat membantu penduduk setempat meningkatkan kemampuannya untuk menguasai bahasa asing.
Pengaruh lain dari kegiatan pariwisata adalah orang-orang bebas bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa dan agama. Masing-masing wisatawan memiliki kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan tata cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan antar bangsa.
Menurut WTO (dalam Yoeti, 2006), pengaruh pariwisata terhadap kehidupan sosial masyarakat dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
1.    Polarization of the population
Penduduk setempat sudah terpolarisasi. Perolehan pendapatan masyarakat tidak proporsional, kebanyakan penduduk ingin menjadi kaya secara mendadak dan berusaha memburu dolar dengan jalan pintas tanpa memiliki keterampilan yang berarti.
2.    Breakdown of the family
Dengan masuknya wisatawan asing yang selalu silih berganti dan terjadinya intensitas pergaulan antara yang melayani dan yang diberikan pelayanan, timbul ekses negatif demi memenuhi kebutuhan biologis masing-masing. Pria asing mencari wanita setempat dan pemuda setempat menawarkan diri sebagai gigolo. Akaibat lebh jauh lagi, banyak terjadi perceraian di DTW tersebut.
3.    Development of the attitudes of consumption oriented society
Berkembangnya tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada konsumsi semata memunculkan pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius, mabuk-mabukan dan ketidak patuhan terhadap undang-undang yang berlaku.

Diamping itu, segi positif dari kepariwisataan juga cukup banyak, antara lain:
1.    Struktur sosial
a.    Transisi kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor pelayanan.
b.    Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen.
c.    Pemerataan pendapatan masyarakat di DTW yang dikunjungi wisatawan.
d.   Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau pekerjaan.

2.    Modernisasi keluarga
a.    Kaum wanita memperoleh status baru, dari petani tradisional berubah menjadi pedagang, pemilik toko cendera mata, restoran atau bekerja sebagai pengrajin bahkan karyawan hotel.
b. Terjadi kelonggaran perlakuan terhadap anak-anak, dari disiplin ketat menjadi anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita-citakannya.

3.    Peningkatan dalam wawasan masyarakat
a.    Terjadinya perubahan tingkah laku kea rah yang positif, terutama dalam etiket dan cara berkomunikasi antar sesama.
b.    Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negatif terhadap etnis lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar