Proses Pembentukan Accretionary wedge
Accretionary
wedge atau accretionary
prism dibentuk oleh proses tumbukan (collision)
antar lempeng benua serta oleh proses penunjaman (subduction) antara lempeng benua dan lempeng samudra.
Pada proses tumbukan, karena baik
system busur kepulauan ataupun benua tidak terjunjamkan, maka kedua sistem
menjadi terkunci total. Kedua keadaan ini mengakibatkan busur kepulauan dan
sediment pinggiran benua tertekan, terdeformasi, tergencet, terlipat, tersesar
sungkupkan dan terangkat, membentuk jalur lipatan dan sesar yang menjadi cirri
jalur orogenesa. Jalur orogenesa ini kemudian bertumbukan, terakramasi dan
bergabung (amalgamsi) dengan benua. Jenis pertambahan dan pertumbuhan benua ini
disebut sebagai accretionary wedge.
Pada proses subduction, seduction
menghasilkan kerak accretionary widge melalui proses subduction off-scraping
(penyuguan dalam penunjaman) sebagian massa kerak oseanik dikerok-disugu,
dicampur dengan massa dari pinggir kontinen, diramu dalam sedimentasi dan
tektonik imbrikasi jadilah accretionary widge yang bentuknya membaji mirip
geometri prisma.
Dampak yang ditimbulkan dari Accretionary Wedge
Accretionary
wedge merupakan daerah yang paling rawan terhadap gempa karena
pusat-pusat gempa berada dibawahnya. Batuan accretionary
wedge memiliki kekhasan yaitu ditemukannya batuan campur aduk (mélange, ofiolit) yang umumnya berupa
batuan Skist yang berumur muda. Sejarah kegempaan membuktikan bahwa episentrum
gempa-gempa kuat umumnya terletak pada accretionary
wedge ini karena merupakan gempa dangkal (< 30 km).