Pengembangan ekonomi wilayah adalah
suatu proses untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu wilayah
dengan mengelola sumber daya alam dan memanfaatkan sumber daya buatan, sumber
daya manusia, dana dan teknologi untuk menciptakan berbagai peluang dalam
rangka menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Tujuan pemerintah
merencanakan pengembangan ekonomi suatu wilayah adalah untuk membantu sektor
swasta dan masyarakat di dalam wilayah tersebut untuk memanfaatkan
peluang-peluang bisnis lokal dan membangun kemampuan agar dapat memanfaatkan
peluang-peluang bisnis tersebut.
Perekonomian wilayah merupakan salah
satu hal yang sangat penting yang ikut menentukan perkembangan suatu wilayah.
Semakin baik keadaan ekonomi suatu wilayah maka semakin baik perkembangan
wilayah. Sektor perekonomian wilayah dibagi kedalam sembilan) sektor, yaitu:
a.
Pertanian,
b.
Pertambangan dan penggalian,
c.
Industri,
d.
Listrik, gas, dan air bersih,
e.
Bangunan,
f.
Perdagangan, hotel, dan restoran,
g.
Pengangkutan dan komunikasi,
h.
Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan,
serta
i.
Jasa-jasa.
Dari kesembilan sektor perekonomian
tersebut, dapat dibagi menjadi sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis
merupakan sektor yang dominan menentukan perkembangan wilayah berdasarkan
sumbangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Sedangkan sektor non basis
merupakan sektor yang tidak banyak berperan dalam menentukan perkembangan
wilayah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sektor basis merupakan sektor
unggulan yang menjadi spesialisasi masing-masing wilayah.
PDRB adalah jumlah nilai tambah barang
dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pekonomian diseluruh daerah
dalam tahun tertentu atau perode tertentu dan biasanya satu tahun. Penghitungan
PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB
harga atas harga berlaku merupakan nilai tmabah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan sementasra atas
harga konstan dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai
tahun dasar. Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat cara pendekatan
yaitu :
1. Pendekatan
Produksi
Pendekatan Produksi dapat disebut juga pendekatan nilai
tambah dimana nilai tambah bruto (NTB) dengan cara mengurangkan nilai out put
yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya antara dari masing
nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi. Nilai tambah merupakan nilai yang
ditambahkan pada barang dan jasa yang dipain oleh unit produksi sebagai input
antara. Nilai yang ditambahkan sama dengan balas jasa faktor produksi atas
ikutsertanya dalam proses produksi.
2. Pendekatan
Pendapatan
Pada pendekatan ini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan
ekonomi dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor praoduksi
yaitu upah dan gajih, surplus usaha, penyusutan danpajak tak langsung neto.
Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari keuntunga,
surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dan keuntungan) tidak diperhitungkan.
3. Pendekatan
Pengeluaran
Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang
dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan
konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial ; Pembentukan modal; dan
ekspor. Mengingant nilai barang dan jasa hanya berasasl dari produksi domestik,
total pengeluaran dari komponen - komponen di tas hsrus dikursngi nilsi impor
sehingga nilai ekspor yang dimaksud adalah ekspor neto. Penjumlahan seluruh
komponen pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dassar harga pasar.
4. Metode
Alokasi
Metode ini digunakn jika data suatu unit produksi di suatu
daerah tidak tersedia. Nilai tambah suatu unit produksi di daerah tersebut
dihitung dengsn menggunakan data yang telah dialokasikan dari sumber yang
tingkatnya lebih tinggi, misalnya data suatu kabupaten diperoleh dari alokasi
data Propinsi. Beberapa alokator yang digunakan adalah nilai produksi
bruto atau neto, jumlah produksi fisik, tenaga kerja,penduduk, dan alokator
lainnya yang dianggap cocok untuk menghitung niali suatu unit produksi.