Pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan proses
pemberdayaan rakyat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, melalui
pemberdayaan pihak terkait (stakeholders) yang terdiri dari masyarakat,
pengusaha, dan pemerintah. Dalam prosesnya untuk mencapai kesejahteraan,
pihak terkait akan memanfaatkan sumberdaya alam dengan peralatan yang
dimiliki. Untuk mencapai harmonisasi maka pemanfaatan sumberdaya alam
tersebut harus mempertimbangkan daya dukung lingkungannya. Dalam proses
pemberdayaan tersebut diperlukan input, yang bisa berupa sumberdaya alam
dengan seluruh inovasinya. Hasilnya akan merupakan keluaran (output) yang
telah merupakan jelmaan dari input yang telah bernilai tambah. Rangkaian
Input-Proses dan Output tersebut disebut dengan Sistem. Dalam konteks
ini yang disebut dengan sistem adalah sistem informasi.
Membangun Sistem Informasi Geografi (SIG) berarti
membangun 4 (aspek) utama secara totalitas dan satu kesatuan, yaitu:
aspek data, aspek sumberdaya manusia (human resources), aspek
perangkat (software dan hardware), dan aspek institusi
yang diwujudkan dalam bentuk kelembagaan dan tata laksananya (Dangermond,
(1983). Sistem informasi merupakan alat (instrument) untuk memberdayakan
rakyat. Oleh karena itu sistem informasi harus mempermudah dan
memperlancar proses pemberdayaan rakyat tersebut, bukan menghambat atau
malahan memberi masalah. Dengan demikian SIG yang merupakan tatanan
dalam menyediakan data, mengelola, memproses, dan menyajikan informasi,
harus mudah dan praktis digunakan. Pembangunan sistem harus berorientasi
pada proses pemberdayaan tersebut, yaitu dengan antara lain memperlancar
dan memperpendek birokrasi, serta menumbuhkan sikap taat azas dan taat
aturan (Susilo, K., 2000).
Disamping wilayahnya sangat luas, Indonesia
mempunyai penduduk yang sangat besar. Kondisi ini akan berimplikasi pada
besarnya kegiatan penduduk dan luas persebaran kegiatannya. Untuk membangun
daerah yang sangat luas dan sangat heterogen seperti Indonesia diperlukan data
yang baik dan berakurasi tinggi, serta mudah dicari pada waktu digunakan. Terapan
SIG merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah penting untuk mengatasi
hal tersebut, dikarenakan SIG membantu perencanaan pembangunan dari aspek
keruangan (spatial). Meskipun tahap perkembangan SIG di Indonesia pada
saat ini masih dalam taraf berkembang dan belum optimal, namun perkembangan
yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan peningkatan kemampuan
sumberdaya manusia akan menjanjikan kondisi yang lebih baik pada masa yang akan
datang sehingga dapat terwujud efektifitas dan efisiensi pembangunan yang lebih
tinggi.
Sumber:
Perencanaan
Pengembangan Wilayah (Aziz Budianta S.Si, MT dkk, 2011)