1. Degradasi Habitat
Pembangunan pada dasarnya merubah sistem yang
sudah ada sebagai habitat fauna. Perubahan sistem termasuk didalamnya berarti
perubahan kualitas lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan yang dimaksud adalah kemampuan suatu bidang lahan untuk mensuplai
sejumlah energi kepada sejumlah organisme heterotrof di dalamnya. Daya dukung
dapat dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
a. Daya
dukung maksimal, yaitu daya dukung lingkungan yang percepat pertumbuhan tunas
lebih lambat dibanding percepatan konsumsinya. Tunas yang tumbuh tidak pernah
sempat berkembang menjadi tumbuhan yang lebih besar. Kondisi seperti itulah
yang menyebabkan kompetisi antar organisme sangat tinggi untuk mendapatkan
makanan. Kekurangan pakan menyebabkan kurus, kotor dan rentan terhadap serangan
penyakit.
b. Daya dukung subsisten, kondisi daya dukung ini
sudah lebih baik dibandingkan dengan daya dukung maksimal karena percapatan
tumbuhan tunas sudah lebih tinggi. Kompetisi untuk mendapatkan makanan sudah
lebih rendah, hewan sudah lebih gemuk dan bersih serta lebih tahan terhadap
serangan penyakit.
c. Daya dukung optimal, yaitu daya dukung
lingkungan yang percepatan tumbuhnya tunas sebanding dengan kebutuhan konsumen.
Kondisi tubuh hewan sudah jauh lebih baik.
d. Daya dukung sub-optimal, daya dukung lingkungan
ini menunjukkan bahwa rendahnya populasi yang mengkonsumsi tumbuhan yang ada,
sehingga banyak tunas yang akhirnya mengayu. Tingginya densitas tumbuhan yang
ada dapat mengurangi gerak hewan di dalamnya sehingga populasipun tetap rendah.
2. Penurunan Produktivitas Lingkungan
Produktivitas lingkungan ditengarai dengan
banyaknya jenis yang terdapat di dalamnya. Semakin banyak macam jenis yang ada
berarti keperluan hidup juga semakin tinggi, hal diikuti dengan tingginya
produktivitas sekunder yang dihasilkan oleh organisme heterotrof yaitu konsumen
yang tingkatannya lebih tinggi. Apabila kepunahan satwa semakin tinggi berarti
produktivitas lingkungan juga akan semakin rendah. Terganggunya rantai makanan
dan jaring makanan. Salah satu spesies hilang akan mengganggu kestabilan
komunitas karena dengan hilangnya satu spesies yang diperlukan oleh banyak
spesies yang ada diatasnya berarti akan terputusnya salah satu rantai. Hal ini
akan mengacaukan komponen jaring makanan. Kemungkinan yang terjadi antara lain
yakni meledaknya populasi satu jenis sehingga akan mendominasi ruang yang ada
sehingga spesies yang lain akan tersingkir. Munculnya spesies dominan ini juga
dapat menimbulkan hama atau pencemar biologik.
3. Penurunan Diversitas
Hilangnya suatu spesies tidak dapat diukur
dengan apapun, berarti hilangnya kekayaan jenis sekaligus genetis. Suatu
spesies yang hilang dapat dikatakan punah (extinc) apabila di daerah lain sudah
tidak ada populasinya. Hal ini dapat dijaga dengan cara pengelolaan yang sesuai
dengan kebiasaan hidupnya.
4. Penurunan densitas dan kemelimpahan
Penurunan densitas dan kemelimpahan masih dapat
diatasi dengan dilakukannya penangkaran sehingga memungkinkan untuk
meningkatkan lagi populasi di alam. Penangkaran primata di Gunung Lawang
termasuk yang berhasil dapat melepas kembali primata yang sudah dewasa ke
habitat aslinya.
Sumber: http://dee-jieta.blogspot.com