Menurut Tracik (1986) dalam suatu lingkungan permukiman ada
rangkaian antara figure ground, linkage dan palce. Figure ground menekankan
adanya public civics space atau open space pada kota sebagai figure.
Melalui figure ground plan dapat diketahui antara lain pola
atau tipologi, konfigurasi solid void yang merupakan elemtal kawasan atau
pattern kawasan penelitian, kualitas ruang luar sangat dipengaruhi oleh figure
bangunan-bangunan yang melingkupinya, dimana tampak bangunan merupakan dinding
ruang luar, oleh karena itu tata letak, bentuk dan fasade sistem bangunan harus
berada dalam sistem ruang luar yang membentuknya. Komunikasi antara privat dan
publik tercipta secara langsung. Ruang yang mengurung (enclosure) merupakan
void yang paling dominan, berskala manusia (dalam lingkup sudut pandang mata
25-30 derajat) void adalah ruang luar yang berskala interior, dimana ruang
tersebut seperti di dalam bangunan, sehingga ruang luar yang enclosure terasa seperti interior.
Diperlukan keakraban antara bangunan sebagai private domain dan ruang luar
sebagai public dominan yang menyatu.
Dalam ¨lingkage theory¨
sirkulasi merupakan penekanan pada hubungan pergerakan yang meruakan kontribusi
yang sangat penting. Menurut Fumihiko Maki, Linkage secara sederhana adalah
perekat, yaitu suatu kegiatan yang menyatukan seluruh lapisan aktivitas dan
menghasilkan bentuk fisik kota, dalam teorinya dibedakan menjadi tiga tipe
ruang kota formal, yaitu : Composition form, Megaform dan groupform. Teori
linkage yang dapat diterapkan dalam kajian ini adalah group form yang merupakan
ciri khas dari bentuk-bentuk spasial kota yang mempunyai kajian sejarah.
Linkage ini tidak terbentuk secara langsung tetapi selalu dihubungkan dengan
karakteristik fisik skala manusia, rentetan-rentetan space yang dipertegas oleh
bangunan, dinding, pentu gerbang, dan juga jalan yang membentuk fasade suatu
lingungan perkampungan. Linkage theory ini dapat digunakan sebagai alat untuk
memberikan arahan dalam penataan suatu kawasan (lingkungan). Dalam konteks
urban design, linkage menunjukkan hubungan pergerakan yang terjadi pada
beberapa bagian zone makro dan mikro, dengan atau tanpa aspek keragaman fungsi
yang berkaitan dengan fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik
(danarti Karsono, 1996).
Menurut Shirvani (1985), linkage menggambarkan keterkaitan
elemen bentuk dan tatanan masa bangunan, dimana pengertian bentuk dan tatanan
massa bangunan tersebut akan meningkatkan fungsi kehidupan dan makna dari
tempat tersebut. Karena konfigurasi dan penampilan massa bangunan dapat membentuk,
mengarahkan, menjadi orientasi yang mendukung elemen linkage tersebut.
Bila pada figure
ground theory dan linkage theory
ditekankan pada konfigurasi massa fisik, dalam place theory ditekankan bahwa integrasi kota tidak hanya terletak
pada konfigurasi fisik morfologi, tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi
ruang dengan masyarakat atau manusia yang merupakan tujuan utama dari teori
ini, melalui pandangan bahwa urban design
pada dasarnya bertujuan untuk memberikan wadah kehidupan yang baik untuk penggunaan
ruang kota baik publik maupun privat.
Pentingnya place
theory dalam spasial design yaitu pemahaman tentang culture dan karakteristik suatu daerah yang ada menjadi ciri khas
untuk digunakan sebagai salah satu pertimbangan agar penghuni (masyarakat)
tidak merasa asing di dalam lingkungannya. Sebagaimana tempat mempunyai masa
lalu (linkage history), tempat juga
terus berkembang pada masa berikutnya. Artinya, nilai sejarah sangat penting
dalam suatu kawasan kota. Aspek spesifik lingkungan menjadi indikator yang
sangat penting dalam menggali potensi, mengatur tingkat perubahan serta
kemungkinan pengembangan di masa datang, teori ini memberikan pengertian bahwa
semakin penting nilai-nilai sosial dan budaya, dengan kaitan sejarah di dalam
suatu ruang kota.