Kata Oseanografi di dalam Bahasa
Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris Oceanography, yang merupakan kata majemuk yang berasal dari kata ocean dan graphy dari Bahasa Yunani atau graphein
dari Bahasa Latin yang berarti menulis. Jadi, menurut arti katanya, Oseanografi
berarti menulis tentang laut.
Selain Oseanografi kita juga sering
mendengar kata Oseanologi. Kata Oseanologi di dalam Bahasa Indonesia adalah
terjemahan dari kata Bahasa Inggris Oceanology,
yang juga merupakan kata majemuk yang berasal dari kata ocean dan logia dari
Bahasa Yunani atau legein dari Bahasa
Latin yang berarti berbicara. Dengan demikian, menurut arti katanya, Oseanologi
berarti berbicara tentang laut.
Menurut Ingmanson dan Wallace
(1973), akhiran “grafi” mengandung arti suatu proses menggambarkan,
mendeskripsikan, atau melaporkan seperti tersirat dalam kata Biografi dan Geografi.
Akhiran “ologi” mengandung arti sebagai suatu ilmu (science) atau cabang pengetahuan (knowlegde). Dengan demikian
Oseanologi berarti ilmu atau studi tentang laut, sedang Oseanografi berati
deskripsi tentang laut. Meskipun demikian, kedua kata itu sering dipakai dengan
arti yang sama, yaitu berarti sebagai eksplorasi atau studi ilmiah tentang laut
dan berbagai fenomenanya. Negara-negara Eropa Timur, China dan Rusia cenderung
memakai kata Oseanologi, sedang negara-negara Eropa Barat dan Amerika cenderung
memakai kata Oseanografi.
Istilah Hidrografi yang berasal dari
kata Bahasa Inggris Hydrography
kadang-kadang digunakan secara keliru sebagai sinonim dari Oseanografi.
Hidrografi terutama berkaitan dengan penggambaran garis pantai, topografi dasar
laut, arus, dan pasang surut untuk penggunaan praktis dalam navigasi laut
(Ingmanson dan Wallace, 1985). Oseanografi meliputi bidang ilmu yang lebih luas
yang menggunakan prinsip-prinsip fisika, kimia, biologi, dan geologi dalam
mempelajari laut secara keseluruhan.
Disiplin Ilmu Terkait
Secara sederhana, oseanografi dapat disebutkan
sebagai aplikasi semua ilmu (science) terhadap fenomena laut (Ross, 1977).
Definisi tersebut menunjukkan bahwa oseanografi bukanlah suatu ilmu tunggal,
melainkan kombinasi berbagai ilmu. Untuk mempermudah mempelajari laut, para
ahli oseanografi secara umum membagi oseanografi menjadi lima kelompok, yaitu:
a. Oseanografi
kimia (chemical oceanography):
mempelajari semua reaksi kimia yang terjadi dan distribusi unsur-unsur kimia di
samudera dan di dasar laut.
b. Oseanografi
biologi (biological oceanography):
mempelajari tipe-tipe kehidupan di laut, distribusinya, saling keterkaitannya,
dan aspek lingkungan dari kehidupan di laut itu.
c. Oseanografi
fisika (physical oceanography):
mempelajari berbagai aspek fisika air laut seperti gerakan air laut, distribusi
temperatur air laut, transmisi cahaya, suara, dan berbagai tipe energi dalam
air laut, dan interaksi udara (atmosfer) dan laut (hidrosfer).
d. Oseanografi
geologi (geological oceanography):
mempelajari konfigurasi cekungan laut, asal usul cekungan laut, sifat batuan
dan mineral yang dijumpai di dasar laut, dan berbagai proses geologi di laut.
Kata lain untuk menyebutkan oseanografi geologi adalah geologi laut (marine geology).
e. Oseanografi
meteorologi (meteorological oceanography):
mempelajari fenomena atmosfer di atas samudera, pengaruhnya terhadap perairan
dangkal dan dalam, dan pengaruh permukaan samudera terhadap proses-proses
atmosfer.
Pengelompokan oseanografi menjadi lima kelompok seperti di
atas menunjukkan bahwa oseanografi adalah ilmu antardisiplin. Sebagai contoh,
proses atau kondisi geologi suatu kawasan laut dapat mempengaruhi karakteristik
fisika, kimia dan biologi laut tersebut.
Indonesia adalah suatu negara kepulauan. Diakuinya konsep
wawasan nusantara dan negara kepulauan oleh dunia internasional membuat
Indonesia menjadi suatu negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan wilayah
negara yang sangat luas dan sebagian besar berupa laut, dan memiliki daratan
berpulau-pulau, maka bagi Indonesia mempelajari oseanografi menjadi sangat
penting. Banyak sumberdaya alam Indonesia yang berada di laut, baik sumberdaya
hayati maupun sumberdaya non-hayati. Sumberdaya laut yang sangat banyak itu
hanya akan dapat dimanfaatkan dengan berkesinambungan bila kita mempelajarinya.
Selain sebagai sumberdaya, laut juga menjadi sumber bencana,
terutama bagi penguni daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Bagi Indonesia yang
memiliki wilayah laut yang sangat luas dan pulau-pulau yang sangat banyak,
tentu akan besar pula potensi bencana dari laut. Oleh karena itu, dalam rangka
upaya melakukan mitigasi bencana alam dari laut, maka mempelajari oseanografi
juga merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia.