Geologi gempabumi (earthquake geology) merupakan
suatu studi tentang sesar-sesar aktif dengan tujuan memahami potensi gempanya
(Pantosti, Schwartz & Okumura, 2000). Sasaran utama geologi
gempabumi adalah untuk memeri sumber gempa dari kacamata geologi
dan geomorfologi serta melacaknya sampai beberapa ribu tahun ke belakang
guna memperoleh karate gempabumi di dalam rekaman geologi.
Pelacakan sejarah aktivitas sesar aktif ini selain
melalui rekaman geologi juga dengan menelusuri sejarah kegempaan yang
terekam oleh seismometer. Dari studi geologi gempabumi dapat
diperoleh gambaran sklus gempabumi pada suatu sesar. Di satu pihak bisa
memberikan kontribusi pemahaman proses / genesa gempabumi dan waktu
ulang gempabumi besar di suatu daerah; di lain pihak studi
geologi gempabumi akan memberikan dampak sosial berkaitan dengan aplikasinya
di dalam mitigasi bencana gempabumi. Geologi gempabumi sering disamakan
dengan studi tektonika aktif, studi tentang gerak tektonik yang
diperkirakan akan terjadi di masa mendatang yang menjadi concern
bagi masyarakat (Wallace, 1986). Studi geologi gempabumi merupakan
ilmu multi disiplin yang melibatkan geologi, geomorfologi,
geodesi, geofisika (termasuk di dalamnya: seismik pantul dan seimik
bias, gaya berat, kemagnetan, dan aliran panas), geologi struktur
dan seismotektonika, stratigrafi Kuarter beserta cara pentarikhan umurnya
(Yeats, Sieh & Allen, 1997).
Secara deterministik, geologi bisa memberikan
gambaran tentang gempabumi yang telah terjadi termasuk di dalamnya besaran
maksimum dan selang waktu ulangnya, sebaran sesar(aktif)nya beserta peristiwa
pengikut gempabumi (liquefaction, tanah longsor), kecepatan geser sesarnya. Berdasar
pengetahuan penulis, di Indonesia, usaha mitigasi bencana gempabumi
telah banyak dilakukan, antara lain dapat dilihat dari penerbitan
berbagai instansi. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi telah menerbitkan
Peta Seismotektonik. Kerjasama ilmiah Indonesia-Perancis telah meneliti secara
geodesi dengan menggunakan GPS untuk menghitung pergeseran sesar Sumatra
(Sebrier dkk., 1993). Pengamatan sebaran sesar aktif berdasarkan analisa citra
di sepanjang sesar Sumatra, sesar Palu-Koro, dan dugaan sesar aktif di Semarang
(Bellier dkk., 1994). Usaha memahami karakter gempabumi Sesar Sumatra dengan
pendekatan seismologi dan
fraktal
(Sukmono dkk., 2001), gayaberat (Kadir dkk., 2001). Kerjasama Geoteknologi LIPI
dengan California Institute of Technology juga meneliti gempabumi purba berdasar
terumbu karang (Sieh dkk., 2000) dan masih banyak lagi penelitian yang tersebar
di berbagai instansi dan di berbagai daerah tentang parameter bencana gempa (Harjono
dkk., 1994). Di laboratorium juga dilakukan pemodelan dan simulasi (Triatmojo
dan Pramumijoyo, 1994). Masih banyak lagi penelitian geologi gempabumi yang
belum disebut di sini, tetapi dari paparan di atas telah banyak yang dilakukan
ahli geologi di Indonesia di dalam mitigasi bencana geologi.