Home » , » Hubungan Fungsional antara Kota dan Wilayah

Hubungan Fungsional antara Kota dan Wilayah

Written By Tasrif Landoala on Minggu, 01 September 2013 | 06.44



Kota sebagai pusat pelayanan selalu berinteraksi dengan wilayah sekitarnya. Dalam konteks hubungan antara kota sebagai pusat pelayanan dan wilayah sekitarnya sebagai wilayah hinterland makaterdapat empat kemungkinan sifat interaksi, yaitu hubungan yang bersifat saling menguntungkan, atau menguntungkan di satu pihak dan merugikan di pihak lain (dua kemungkinan), ataupun saling merugikan. Wilayah hinterland umumnya merupakan wilayah perdesaan. Sifat hubungan yang pertama, adalah hubungan saling menguntungkan ditunjukkan dalam hal berikut. Kota berfungsi sebagai tempat pasar dan rantai perdagangan produk dari perdesaan. Peningkatan pembangunan ekonomi di perkotaan akan memberikan peluang lapangan pekerjaan, termasuk bagi para migran dari wilayah sekitar. Dalam konteks ini pembangunan kota berdampak positif bagi penduduk sekitar kota dalam memperoleh pekerjaan. Migrasi penduduk desa bagi kota juga memberi manfaat, yaitu penduduk desa ikut andil dalam menggerakkan perekonomian kota.
Dari sudut pandang kepentingan masyarakat desa, pembangunan di kota selain memberikan efek positif (lapangan kerja dan pendapatan) ternyata juga dapat merugikan ekonomi wilayah sekitar. Hal ini menunjukkan sifat hubungan yang kedua, yaitu hubungan yang merugikan desa. Kondisi ini ditimbulkan karena adanya ketimpangan dalam sistem ekonomi desa-kota, yaitu sebagai berikut.
1.  Nilai tukar yang tidak seimbang (tidak adil) antaru produk perdesaan dengan produk perkotaan. Harga produk pertanian harganya murah, sedangkan untuk produk perkotaan harganya lebih mahal. Produk pertanian harganya murah karena mudah busuk (pherisable product), volumenya besar, dan bersifat musiman. Hal ini diperburuk dengan kondisi petani yang tidak menguasai pasar produk pertanian. Dikarenakan keterbatasan modal, mereka terpaksa menjual hasil pertaniannya dengan harga murah dan membeli kebutuhan pokok hasil industri dari kota dengan harga yang mahal.
2.  Surplus dari wilayah perdesaan banyak diserap ke kota. Surplus dari perdesaanberupa uang dan nilai tambah hasil produksi lebih banyak mengalir ke kota dibandingkan yang tetap beredar di perdesaan. Hal ini terlihat antara lain pedagang dalam tata niaga pertanian lebih banyak dilakukan oleh orang kota, orang kaya dari desa lebih tertarik berinvestasi di kota, subsidi input produksi pertanian ataupun subsidi harga produk pertanian lebih banyak dinikmati orang kota.
3.  Alokasi dana pembangunan yang tidak seimbang antara desa dan kota. Dana pembangunan baik dari pemerintah maupun pihak swasta yang dialokasikan di kotajauh lebih besar dibandingkan yang dialokasikan di desa.

Selanjutnya, sifat hubungan desa-kota yang ketiga ditunjukkan di mana hubungan tersebut tidak menguntungkan pemerintah kota. Hal ini dijelaskan dengan kenyataan sebagai berikut. Pertumbuhan penduduk suatu kota dikarenakan pertumbuhan penduduk alami (kelahiran dikurangi kematian) dan ditambah adanya migrasi penduduk desa ke kota. Akibat migrasi desa-kota, jumlah penduduk kota tumbuh dengan pesat. Migrasi tersebut, baik migrasi permanen maupun nonpermanen, menyebabkan proses urbanisasi. Pada kenyataannya, pertumbuhan penduduk kota-kota di negara berkembang lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan fisik kota, terutama penyediaan prasarana dan utilitas. Dalam kaitannya dengan hubungan kota-wilayah sekitar, migrasi masuk kota mengakibatkan beban kota meningkat dalam hal penyediaan prasarana dan utilitas penduduk kota. Sementara itu, penduduk migran tidak banyak menyrimbangkan pendapatan bagi pemerintah kota, karena sebagian besar mereka bekerja di sektor informal yang luput dari pajak. Selain itu, karena penduduk migran sering tidak berbekal pendidikan dan keterampilan yang memadai maka dapat menimbulkan masalah baru berupa pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas. Timbulah masalah perkotaan, antara lain munculnya pemukiman kumuh, pendudukan liar, beban prasarana kota yang melebihi kapasitas, kemacetan lalu lintas, dan masalah sosial ekonomi lainnya. Ini menunjukkan terjadi sifat hubungan yang ketiga, yaitu menguntungkan desa, tetapi merugikan kota.
Selain sifat-sifat interaksi tersebut, ada pula kemungkinan yang keempat, yaitu interaksi yang saling merugikan kedua belah pihak. Misalnya, migrasi para petani muda ke kota karena tertarik gaya hidup kota, tetapi tidak mempunyai keahlian di sektor perkotaan. Di kota mereka menjadi pengangguran atau pelaku tindak kriminal, Akibatnya, desa kehilangan tenaga kerja produktif, sedangkan kota menanggung beban sosial pengangguran.

No
Sifat Hubungan
Proses Hubungan
1.
(+) Bagi wilayah sekitarnya




(+) Bagi kota
Migrasi Desa-Kota
·       Kota sebagai pasar produk perdesaan.
·       Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa.

·       Ekonomi kota berkembang.
2.
(-) Bagi wilayah sekitarnya






(+) Bagi kota
Sistem Ekonomi Desa-Kota
·      Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota.
·      Surplus dari desa mengalir ke kota.


·      Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa.
·      lkut menikmati subsidi produk desa
·      Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota.
3.
(+) Bagi wilayah sekitarnya


(-) Bagi kota
·      Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota.

·      Beban pelayanan kota bertambah.
4.
(-) Bagi wilayah sekitarnya

(+) Bagi kota
·      Tenaga produktif desa berkurang.

·      Beban pelayanan kota bertambah.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara pembangunan perkotaan dengan pembangunan wilayah di sekitarnya selalu ada kaitan yang erat. Perlu diingat bahwa tidak semua wilayah kabupaten merupakan kawbsan perdesaan, tetapi pasti mempunyai bagian-bagian yang merupakan kawasan perkotaan. Oleh karena itu, sifat hubungan kota-desa tersebut juga berlangsung di dalam suatu wilayah kabupaten. Sifat hubungan desa-kota berbeda-beda tergantung dari sudut pandang kepentingan pihak yang mana, desa atau kota. Dalam manajemen kota dan wilayah, semua interaksi yang berdampak negatif perlu dicari jalan pemecahannya.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger