Home » , » POLA KERUANGAN DESA

POLA KERUANGAN DESA

Written By Tasrif Landoala on Minggu, 01 September 2013 | 08.27



A. Pengertian Desa serta Kaitannya Dengan Pola Keruangan, Sistem Perhubungan dan Pengangkutan
Desa merupakan suatu kesatuan hukum meliputi suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan berhak mengadakan pemerintahan sendiri. Dari segi Geografi menurut Prof. Bintarto, desa adalah suatu perwujudan geografi yang di timbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural di suatu wilayah dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. Desa mempunyai 3 unsur penting :
a.    Daerah, meliputi luas, dan batas wilayah serta penggunaannya,
b.    Penduduk, meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran dan mata pencarian,
c.    Tata kehidupan, dalam hal ini pola dan ikatan pergaulan sesama warga desa.

B.  Sistem Pembagian Desa
Desa dapat digolongkan menjadi beberapa bagian,antara lain atas dasar perubahan dalam tingkat perkembangan masyarakat desa dan bentuk ikatannya.
1.    Berdasarkan tingkat perkembangan masyarakat
a.    Desa tradisional
b.    Desa Swadaya
c.    Desa Desa Swakarya (Desa Transisi)
d.   Desa Swasembada (Desa Berkembang)

2.    Berdasarkan bentuk Ikatannya
a.    Ikatan darah (geneologis), sampai sekarang masih terdapat di daerah Minagkabau.
b.    Ikatan daerah tertentu (teritorial), seperti yang terdapat di Jawa dan Madura
c.    Golongan ikatan darah dan daerah tertentu, seperti terdapat di Sumatera juga Minangkabau

C.  Sistem Perhubungan dan Pengangkutan
Sistem Perhubungan Maupun Pengangkutan di desa sangat tergantung atau ditentukan oleh faktor manusia, tata geografi, dan unsur letak. Atas kriteria ini tiap desa mempunyai tata geografi (geographical setting) serta usaha manusia (human efforts) yang berbeda, sehingga sangat berpengaruh terhadap jenis dan sistem perhubungan dan pengangkutan pada masing-masing desa.
1.    Berdasarkan keadaan topografi desa
a.    Desa yang wilayahnya datar
Pada daerah yang seperti ini sistem perhubungan atau pengangkutan dilakukan dengan gerobak, dokar, delman, mobil, truk (di Jawa). Dilakukan dengan feri, perahu atau getek jika wilayahnya dihubungkan dengan air.
b.    Bentuk wilayah desa yang kasar atau berbukit
Pada kawasan ini sarana perhubungan dan angktan dapat dilakukan dengan kendaraan berat seperti truk, kuda dan pesawat terbang.

2.    Berdasarkan unsur letak
Letak suatu desa :
a.    Pada umumnya menjauhi kota atau pusat pusat keramaian
b.  Perjalanan dari desa ke desa selalu menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati desa yang sunyi.
c. Desa yang berdekatan dengan kota mempunyai kehidupan yang lebih baik daripada penduduk pedalaman.
d.   Pada tipe desa yang bergerombol dan terpencar, letak antara desa yang satu dengan yang lain agak berjauhan.
e.  Lingkungan geografinya kemungkinan terletak pada aderah dengan air tanah dangkal atau berada pada permukaan bumi yang kasar.
f.   Sarana perhubungan yang paling tepat untuk wilayah ini dengan kuda, dan kendaraan berat (Dieng, Sarangan, Tawamangu).

D.  Potensi Desa
Potensi desa meliputi sumber-sumber alam dan sumber manusia yang tersimpan dan sudah terwujud di pedesaan, yang diharapkan pemanfaatannya bagi kelangsunga n dan perkembangan desa. Potensi desa terdiri atas potensi fisik dan nonfisik.
1.    Potensi Fisik
a. Tanah merupakan sumber potensi yang sangat penting bagi warga desa. Tanah bagi masyarakat desa merupakan sumber penghidupan. Tanah pertanian misalnya, dapat menghasilkan tanaman bahan makanan untuk perdagangan. Di dalam tanah sendiri terkandung sumber-sumber mineral dan bahan tambang.
b.    Air untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Di samping untuk kebutuhan rumah tangga, air dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, perik anan dan lain- lain. Potensi air yang dimaksud adalah air terjun untuk pembangkit tenaga listrik, air laut untuk penggaraman, perikanan dan lain- lain.
c.  Iklim dan angin memegang peranan penting bagi desa agraris. Angin dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak kincir untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola bercocok tanam untuk penyediaan bahan pangan.
d.   Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga yang membantu petani dan sebagai bahan makanan.
e.    Manusia merupakan potensi sumbertenaga kerja di desa karena manusia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk dapat melakukan kerja.

2.    Potensi Nonfisik
a.  Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong-royong merupakan suatu kekuatan untuk berproduksi dan kekuatan membangun.
b. Lembaga sosial serta lembaga pendidikan yag ada merupakan potensi positif bagi pembangunan desa.
c.    Aparatur desa sebagai sumber kelancaran dan ketertiban jalnnya pemerintahan.

Fungsi Desa
Berdasarkan kriteria-kriteria potensi secara umum yang terdapat di desa, Fungsi desa sebagai :
a.    Desa sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
b.    Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota.
c.    Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota.

Pola Persebaran
Berdasarkan aspek geografi, pola desa dapat ditinjau dari dua segi:
1.    Segi Sosial Ekonomi Terdiri Atas:
a.    Pola tertutup (isolated/closed),
b.    Pola sedikit banyak tertutup (more or les closed),
c.    Pola terbuka.
2.    Segi Fisik Terdiri Atas:
a.    Pola tersebar (scattered/fragmented) dan
b.    Pola memusat (nucleated/compact).

Di Indonesia pada umumnya permukiman penduduk desa bentuknya mengelompok, kecuali di daerah karst dengan tingkat kesuburan tanah yang sangat kurang dan bentuk topografinya sangat buruk sehingga pola permukiman penduduk menyebar. Untuk daerah transmigrasi pada umumnya pola permukimannya menyebar yang mengarah pada taraf perkembangan memusat.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pola menyebar, yaitu sebagai berikut:
a.    Daerah-daerah banjir dapat menjadi pemisah antar rumah.
b.    Daerah-daerah dengan topografi kasar menyebabkan pola permukiman penduduk menyebar.
c. Permukiman air tanah yangdangkal memungkinkan pembuatan sumur di manamana sehinggarumah-rumah dapat didirikan dengan permukaan yang bebas.

Menurut Drs. Jefta Leibo, dalam bukunya Sosiologi Pedesaan dikatakan bahwa Tipologi desa berdasarkan pola permukimannya dikelompokan sebagai berikut.
1.    Farm Village Type
Suatu desa tempat orang berdiam bersama dalam suatu tempat, dengan sawah ladang berada di sekitarnya. Tipologi seperti ini kebanyakan terdapat di Asia Tenggara termasuk Indonesia, khususnya Pulau Jawa dengan ciri masyarakatnya adalah sifat gotong royong yang kuat.
2.    Nebulous Farm Village Type
Suatu desa tempat sejumlah orang berdiam bersama dalam suatu tempat, sebagian menyebar di luar tempat tersebut bersama sawah dan ladang mereka. Tipologi semacam ini banyak ditemui di Asia Tenggara termasuk Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan dan Pulau Jawa yang faktor tradisi dan kegotong-royongannya masih kuat.
3.    Arranged Isolated Farm Type
Suatu desa tempat orang-orang berdiam di sekitar jalan-jalan yang berhubungan dengan pusat perdagangan dan selebihnya adalah sawah dan ladang mereka. Tipologi semacam ini kebanyakan terdapat di negara-negara barat yang tradisinya kurang kuat, sifat individualistis sangat menonjol, dan lebih tampak padasektor perdagangan.
4.    Pure Isolated Farm Type
Suatu desa tempat orang berdiam tersebar bersama sawah dan ladangnya. Tipologi semacam ini banyak terdapat di negara- negara barat dengan orientasi produksi perdagangan dan keadaan individualistis.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger