A. Pengertian
Desa serta Kaitannya Dengan Pola Keruangan, Sistem Perhubungan dan Pengangkutan
Desa merupakan suatu kesatuan hukum
meliputi suatu masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan berhak
mengadakan pemerintahan sendiri. Dari segi Geografi menurut Prof. Bintarto,
desa adalah suatu perwujudan geografi yang di timbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan kultural di suatu wilayah dalam
hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. Desa mempunyai 3
unsur penting :
a.
Daerah, meliputi luas, dan batas wilayah
serta penggunaannya,
b.
Penduduk, meliputi jumlah, pertumbuhan,
kepadatan, persebaran dan mata pencarian,
c.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola dan
ikatan pergaulan sesama warga desa.
B. Sistem
Pembagian Desa
Desa dapat digolongkan menjadi beberapa
bagian,antara lain atas dasar perubahan dalam tingkat perkembangan masyarakat
desa dan bentuk ikatannya.
1. Berdasarkan
tingkat perkembangan masyarakat
a.
Desa tradisional
b.
Desa Swadaya
c.
Desa Desa Swakarya (Desa Transisi)
d.
Desa Swasembada (Desa Berkembang)
2.
Berdasarkan bentuk Ikatannya
a.
Ikatan darah (geneologis), sampai
sekarang masih terdapat di daerah Minagkabau.
b.
Ikatan daerah tertentu (teritorial),
seperti yang terdapat di Jawa dan Madura
c.
Golongan ikatan darah dan daerah
tertentu, seperti terdapat di Sumatera juga Minangkabau
C. Sistem
Perhubungan dan Pengangkutan
Sistem Perhubungan Maupun Pengangkutan
di desa sangat tergantung atau ditentukan oleh faktor manusia, tata geografi,
dan unsur letak. Atas kriteria ini tiap desa mempunyai tata geografi (geographical setting) serta usaha
manusia (human efforts) yang berbeda,
sehingga sangat berpengaruh terhadap jenis dan sistem perhubungan dan pengangkutan
pada masing-masing desa.
1.
Berdasarkan
keadaan topografi desa
a.
Desa yang wilayahnya datar
Pada
daerah yang seperti ini sistem perhubungan atau pengangkutan dilakukan dengan
gerobak, dokar, delman, mobil, truk (di Jawa). Dilakukan dengan feri, perahu
atau getek jika wilayahnya dihubungkan dengan air.
b.
Bentuk wilayah desa yang kasar atau
berbukit
Pada
kawasan ini sarana perhubungan dan angktan dapat dilakukan dengan kendaraan
berat seperti truk, kuda dan pesawat terbang.
2.
Berdasarkan
unsur letak
Letak
suatu desa :
a. Pada
umumnya menjauhi kota atau pusat pusat keramaian
b. Perjalanan dari desa ke desa selalu
menjauhi kehidupan di kota dan lebih mendekati desa yang sunyi.
c. Desa yang berdekatan dengan kota
mempunyai kehidupan yang lebih baik daripada penduduk pedalaman.
d.
Pada tipe desa yang bergerombol dan
terpencar, letak antara desa yang satu dengan yang lain agak berjauhan.
e. Lingkungan geografinya kemungkinan
terletak pada aderah dengan air tanah dangkal atau berada pada permukaan bumi
yang kasar.
f. Sarana perhubungan yang paling tepat
untuk wilayah ini dengan kuda, dan kendaraan berat (Dieng, Sarangan,
Tawamangu).
D. Potensi
Desa
Potensi desa meliputi sumber-sumber alam
dan sumber manusia yang tersimpan dan sudah terwujud di pedesaan, yang
diharapkan pemanfaatannya bagi kelangsunga n dan perkembangan desa. Potensi
desa terdiri atas potensi fisik dan nonfisik.
1. Potensi
Fisik
a. Tanah merupakan sumber potensi yang
sangat penting bagi warga desa. Tanah bagi masyarakat desa merupakan sumber
penghidupan. Tanah pertanian misalnya, dapat menghasilkan tanaman bahan makanan
untuk perdagangan. Di dalam tanah sendiri terkandung sumber-sumber mineral dan
bahan tambang.
b.
Air untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari. Di samping untuk kebutuhan rumah tangga, air dimanfaatkan untuk irigasi
pertanian, perik anan dan lain- lain. Potensi air yang dimaksud adalah air
terjun untuk pembangkit tenaga listrik, air laut untuk penggaraman, perikanan
dan lain- lain.
c. Iklim dan angin memegang peranan penting
bagi desa agraris. Angin dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak kincir
untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola bercocok tanam untuk
penyediaan bahan pangan.
d.
Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga
yang membantu petani dan sebagai bahan makanan.
e.
Manusia merupakan potensi sumbertenaga
kerja di desa karena manusia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk dapat
melakukan kerja.
2.
Potensi Nonfisik
a. Masyarakat desa yang hidup berdasarkan
gotong-royong merupakan suatu kekuatan untuk berproduksi dan kekuatan
membangun.
b. Lembaga sosial serta lembaga pendidikan
yag ada merupakan potensi positif bagi pembangunan desa.
c.
Aparatur desa sebagai sumber kelancaran
dan ketertiban jalnnya pemerintahan.
Fungsi Desa
Berdasarkan
kriteria-kriteria potensi secara umum yang terdapat di desa, Fungsi desa
sebagai :
a. Desa
sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
b.
Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi
kota.
c.
Desa sebagai mitra pembangunan wilayah
kota.
Pola Persebaran
Berdasarkan aspek geografi, pola desa
dapat ditinjau dari dua segi:
1. Segi
Sosial Ekonomi Terdiri Atas:
a.
Pola tertutup (isolated/closed),
b.
Pola sedikit banyak tertutup (more or les closed),
c.
Pola terbuka.
2.
Segi Fisik Terdiri Atas:
a.
Pola tersebar (scattered/fragmented) dan
b.
Pola memusat (nucleated/compact).
Di Indonesia pada umumnya permukiman
penduduk desa bentuknya mengelompok, kecuali di daerah karst dengan tingkat
kesuburan tanah yang sangat kurang dan bentuk topografinya sangat buruk
sehingga pola permukiman penduduk menyebar. Untuk daerah transmigrasi pada
umumnya pola permukimannya menyebar yang mengarah pada taraf perkembangan
memusat.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap pola menyebar, yaitu sebagai berikut:
a. Daerah-daerah
banjir dapat menjadi pemisah antar rumah.
b.
Daerah-daerah dengan topografi kasar
menyebabkan pola permukiman penduduk menyebar.
c. Permukiman air tanah yangdangkal
memungkinkan pembuatan sumur di manamana sehinggarumah-rumah dapat didirikan
dengan permukaan yang bebas.
Menurut Drs. Jefta Leibo, dalam bukunya
Sosiologi Pedesaan dikatakan bahwa Tipologi desa berdasarkan pola permukimannya
dikelompokan sebagai berikut.
1.
Farm Village Type
Suatu
desa tempat orang berdiam bersama dalam suatu tempat, dengan sawah ladang
berada di sekitarnya. Tipologi seperti ini kebanyakan terdapat di Asia Tenggara
termasuk Indonesia, khususnya Pulau Jawa dengan ciri masyarakatnya adalah sifat
gotong royong yang kuat.
2.
Nebulous Farm Village Type
Suatu
desa tempat sejumlah orang berdiam bersama dalam suatu tempat, sebagian menyebar
di luar tempat tersebut bersama sawah dan ladang mereka. Tipologi semacam ini
banyak ditemui di Asia Tenggara termasuk Indonesia, khususnya di Sulawesi
Selatan dan Pulau Jawa yang faktor tradisi dan kegotong-royongannya masih kuat.
3.
Arranged Isolated Farm Type
Suatu
desa tempat orang-orang berdiam di sekitar jalan-jalan yang berhubungan dengan
pusat perdagangan dan selebihnya adalah sawah dan ladang mereka. Tipologi
semacam ini kebanyakan terdapat di negara-negara barat yang tradisinya kurang
kuat, sifat individualistis sangat menonjol, dan lebih tampak padasektor perdagangan.
4.
Pure Isolated Farm Type
Suatu
desa tempat orang berdiam tersebar bersama sawah dan ladangnya. Tipologi semacam
ini banyak terdapat di negara- negara barat dengan orientasi produksi perdagangan
dan keadaan individualistis.