Home » » Pola-pola Kawasan dan Ekspresi Spasial Perkotaan

Pola-pola Kawasan dan Ekspresi Spasial Perkotaan

Written By Tasrif Landoala on Minggu, 22 September 2013 | 00.50



Branch dalam Yoelianto (2005) mengemukakan bahwa pada skala yang lebih luas, bentuk kota secara keseluruhan mencerminkan posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya. Berdasarkan teori ini, dapat diartikan bahwa perkembangan suatu kota dapat ditentukan oleh posisi geografis serta karakteristik tempat dimana suatu proses kegiatan berlangsung sehingga dapat membentuk pola-pola yang mengikuti kondisi wilayah tersebut.
Suatu pola dapat membantu menangani masalah mengenai ketepatan (constancy) dan perubahan (change) dalam perancangan kota serta membantu menentukan pedoman-pedoman dasar untuk menentukan sebuah perancangan lingkungan kota yang konkret sesuai tekstur konteksnya. Teori figure ground dalam tata kota merupakan suatu hubungan tekstural antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka (open space). Metoda ini dapat mangidentifikasi sebuah tekstur dan pola-pola sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric), serta mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ruang perkotaan (Zahnd, 1999).
Berdasarkan terminologinya, figure merupakan istilah massa yang dibangun (biasanya di dalam gambar-gambar ditunjukkan dengan warna hitam) dan ground merupakan istilah untuk semua ruang yang berada di luar massa itu (biasanya ditunjukkan dengan warna putih). Namun kadang sebuah figure ground juga digambarkan dengan warna sebaliknya supaya dapat mengekspresikan efek tertentu.
Pola-pola tekstur kawasan perkotaan dapat sangat berbeda, karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyrakat perkotaan secara arsitektural. Menganalisis pola-pola tekstur kawasan perkotaan dan menemukan perbedaan data pada pola tersebut, akan didapatkan informasi yang menunjukkan ciri khas tatanan kawasan itu dan lingkungannya (Zahnd, 1999). Pola-pola kawasan secara tekstural dapat diklasifikasi menjadi tiga kelompok, meliputi:
1.    Pola Kawasan yang Homogen
Susunan kawasan yang bersifat homogen yang jelas,dimana hanya ada satu pola penataan. Dalam pola ini, elemen solid dan void yang membentuk kawasan terdiri atas bentuk-bentuk yang cenderung sama, dan biasanya memperlihatkan suatu tingkat kepadatan yang tinggi.

2.    Pola Kawasan Heterogen
Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana terdapat dua atau lebih pola berbenturan. Pola ini biasanya mempunyai lebih banyak bentuk elemen solid dan void, sehingga membentuk komposisi yang cukup bervariasi.

3.    Pola Kawasan Menyebar
Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan kecenderungan kacau. Kawasan ini biasanya terbentuk atas sebab-sebab tertentu. Terlihat bahwa kawasan ini tidak terintegrasi antara fungsi yang satu dengan yang lain, sehingga tampak seperti kawasan yang tidak terencana.

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger