Masyarakat kota identik dengan
masyarakat maju atau modern atau masyarakat industri yang ditandai dengan adanya
pembagian kerja yang terinci dan spesialisasi yang teliti. Anggota masyarakat
yang demikian hanya menjalankan satu pekerjaan saja, misalnya seorang akuntan
dan seorang ahli desain. Jadi, pada masyarakat modern atau masyarakat industri
perhatian mereka ditujukan pada profesi, produksi, dan jasa. Oleh karena itu,
teknologi tinggi merupakan syarat mutlak untuk mengganti tenaga manusia.
Sedikitnya terdapat dua aspek
penting untuk melihat perkembangan masyarakat kota, yaitu bagaimana masyarakat
desa berkembang menjadi masyarakat kota dan bertambahnya penduduk akibat
urbanisasi.
1.
Perkembangan
masyarakat desa menjadi masyarakat kota
Masyarakat
kota dapat terjadi karena adanya masyarakat desa yang mengalami perkembangan.
Hal tersebut umumnya terjadi karena adanya pengaruh industrialisasi yang
memproduksi barang ataupun jasa sehingga muncullah kota industri. Dalam
masyarakat ini telah terdapat pembagian kerja yang jelas, kebutuhan ekonomi
didasarkan pada orientasi pasar. Akibatnya, nilai gotong royong semakin memudar
dan digantikan oleh nilai kontrak kerja.
2.
Bertambahnya
penduduk kota akibat urbanisasi
Dengan
adanya faktor pendorong dan penarik dari masyarakat desa dan suasana kota
mengakibatkan arus urbanisasi tidak dapat dibendung lagi. Masyarakat desa yang telah
meninggalkan desanya mempunyai kecenderungan untuk tetap tinggal di kota, hanya
dalam waktu-waktu tertentu saja mereka kembali ke desa. Apalagi bagi masyarakat
desa yang berhasil mencapai kehidupan yang sukses di kota, mereka akan membawa
serta nilai-nilai kehidupan di kota dan menanggalkan kebiasaan dan kehidupan
tradisionalnya. Perkembangan kota yang demikian pesat kemungkinan besar
mengakibatkan perluasan kota. Akibatnya, menimbulkan tempat-tempat tinggal baru
di pinggiran kota.
Ciri Masyarakat Kota
Pada
hakikatnya, community digolongkan atas jenis rural jika anggota masyarakatnya
berjumlah relatif sedikit dan bermata pencaharian agraris. Jenis urban jika
warganya relatif banyak dan mata pencaharian utama perdagangan atau industri.
Masyarakat kota anggotanya saling terpisah, tak saling mengenal, lebih terikat
kontrak daripada kekeluargaan, hubungan serba luas dan lepas dari pribadi serta
sentimen, tanpa ikatan tradisi dan tanpa kepemimpinan.
Masyarakat
modern menurut Talcots Persons, sedikit banyak dapat ditetapkan pada masyarakat
perkotaan atau masyarakat modern, ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Orientasi
diri, yaitu lebih mementingkan kepentingan sendiri, cenderung untuk menonjolkan
pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasakan melanggar kepentingan.
2. Netralitas
efektif, artinya bersikap netral, yang diawali dari sikap acuh tak acuh sampai
tidak memperdulikan jika menurut pendapatnya tak ada sangkut pautnya dengan
kepentingan pribadinya.
3. Universalisme,
yaitu berpikir obyektif menerima segala sesuatu secara obyektif. Masyarakat
cenderung mengambil ukuran-ukuran secara obyektif dengan landasan aturan-aturan
hukum tertulis atau syarat-syarat yang ada.
4. Spesifitas,
yaitu menunjukkan sesuatu dengan jelas dan tegas dalam hubungan antara pribadi.
Artinya, maksud atau niat dinyatakan langsung tanpa banyak basa-basi.
5. Prestasi,
masyarakat kota memiliki kecenderungan untuk mengejar prestasi karena prestasi
mendorong orang terus maju sehingga mobilitas vertikal masyarakat kota lebih
terbuka sifatnya bila dibandingkan dengan desa.
Dalam
masyarakat kota, khususnya kota industri, kemajuan teknologi telah mengatur
sistem kerja masyarakat menjadi lebih terspesialisasi sesuai dengan kemampuan
atau keahlian seseorang. Timbul perbedaan status atau kedudukan seseorang
berdasarkan profesi atau keahlian.