Seorang perencana wilayah tidak
akan mampu menguasai keseluruhan proses
perencanaan wilayah karena membutuhkan disiplin ilmu yang cukup banyak. Perencana wilayah perlu bekerja
sama dengan berbagai pihak dari disiplin
ilmu lain sehingga keseluruhan proses dapat dilalui dan menghasilkan rencana terbaik. Hampir dapat dipastikan
bahwa tidak ada orang yang dapat menguasai
seluruh ilmu yang menyangkut perencanaan wilayah. Keahlian di bidang perencanaan wilayah dapat dibagi
atas dua kelompok, yaitu:
a.
keahlian di bidang
substansi/metode/teknik analisis dalam perencanaan wilayah;
b.
keahlian di bidang
ilmu sektoral sesuai dengan bidang/sektor yang ikut direncanakan.
Dengan
demikian, perencana wilayah harus menguasai substansi (materi)/metode/teknik analisis
perencanaan wilayah dan satu atau lebih ilmu sektoral. Apabila sektor yang
direncanakan di luar ilmu sektoral yang dikuasai, perencana wilayah harus mencari
tenaga ahli sektoral yang dimaksud dan mengajaknya bekerja sama dalam sebuah tim.
Hal ini berarti bahwa seorang perencana wilayah harus memiliki pengetahuan atau
informasi yang cukup luas. Dengan demikian, ia mampu menetapkan tambahan tenaga
ahli yang dibutuhkan. Akibatnya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik,
tetapi organisasi perencanaan itu cukup efisien, yaitu tidak menggunakan
orang/tenaga ahli secara berlebihan. Terkadang si perencana dapat juga mengurangi
personalia tim dengan cara orang yang memiliki keahlian sektoral khusus
tersebut hanya dijadikan narasumber (pemberi informasi). Akan tetapi, hal ini dapat
dilakukan apabila informasi yang dibutuhkan merupakan bidang yang sempit dan tidak
merupakan inti perencanaan. Apabila berkaitan dengan inti perencanaan, keahlian
orang tersebut mungkin dibutuhkan dalam keseluruhan proses perencanaim.
Seorang
perencana wilayah harus me,nguasai ilmu perencanaan wilayah. Isi ilmu perencanaan
wilayah dapat dibagi atas tiga kelompolg yaitu substance, method, dan tool.
Substance (substansi/materi)
bersangkut paut dengan materi atau inti permasalahan yaitu bagaimana manusia
bertingkah laku dalam ruang wilayah. Bagaimana manusia beradaptasi dengan potensi/kondisi
ruang yang berbeda-beda, apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupannya
sehari-hari, serta prinsip apa yang digunakannya dalam bertindak dan bertingkah
laku pada ruang wilayah tersebut. Wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda
pada lokasi yang berbeda-beda. Bagaimana manusia beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Dalam hal ini kita melihat manusia menerapkan prinsip efisiensi untuk mendapatkan
kemakmuran setinggi mungkin dan factor jarak cukup berpengaruh dalam interaksi antara
satu lokasi dengan lokasi lainrya. Berbagai cabang ilmu yang terkait dengan hal
ini antara lain teori lokasi, ruang dan perwilayahan, pengetahuan akan potensi wilayah
dan kesesuaian lahan, prinsip-prinsip ekonomi pada umumnya, utamanya ilmu ekonomi
regional.
Method
(metode) bersangkut paut dengan urut-urutan yang lazim ditempuh manusia dalam menyusun
rencana untuk memanfaatkan ruang dan memperbaiki kehidupannya. Terkadang metode
ini sudah ada yang dibakukan, baik dengan ketentuan pemerintah maupun kelaziman
yang sudah diterima secara luas.
Tool
(alat) adalah berbagai teknik analisis yang membantu manusia memantapkan metode
perencanaan yang diterapkan. Namun perlu dicatat bahwa ketiga pembagian di atas
tidak bersifat mutually exclusive
(terpisah secara mutlak), tetapi bisa overlap
(tumpang tindih). Misalnya, suatu topik ilmu bisa dikategorikan sebagai substance apabila digunakan untuk menganalisis
kondisi saat ini. Akan tetapi, kemudian berubah menjadi tool apabila digunakan untuk proyeksi atau untuk mengatur kebijakan
di masa yang akan datang. Berikut ini diuraikan bidang keahlian (mata kuliah) yang
perlu dikuasai perencana wilayah meskipun pengelompokannya tidak dibedakan secara
tegas karena sifat tumpang tindih antara kelompok yang satu dengan lainnya.
Daftar
bidang keahlian ini juga akan dilanjutkan dengan pengetahuan pendukung untuk
melengkapi keahlian seorang perencana wilayah.
a. Teori Lokasi membahas
berbagai prinsip yang terkait dengan lokasi, utamanya pengaruh jarak terhadap tingkah
laku manusia. Intinya adalah penerapan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan
jarak dan ruang. Pengetahuan di bidang potensi lahan, kesesuaian lahan/kemampuan
(daya dukung) lahan.
b. Dasar-dasar ekonomi
pembangunan dan ekonomi regional sebagai suatu pengetahuan akan prinsip-prinsip
yang digunakan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhannya yang terkait dengan
ruang. Hal ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat pilihan yang
tepat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal-hal yang sangat perlu
dikuasai, antara lain pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan umum pembangunan ekonomi,
nilai tambah, akun regional, dan berbagai teori tentang pertumbuhan ekonomi regional,
yang sebagian diambil dari teori ekonomi perabangunan tetapi telah dimodifikasi
untuk menganalisis ekonomi wilayah seperti: teori ekonomi klasik, teori Harrod-Domar,
teori neoklasik, teori basis ekonomi, model ekonomi interregional, dan analisis
input-output regional.
c. Berbagai teknik analisis
untuk mengetahui potensi dan struktur ekonomi wilayah menyangkut topik seperti:
location quotients, analisis shift-share, berbagai teknik pengukuran accessibility index dan centrality index, serta teknik
perhitungan dan proyeksi perekonomian regional (PDRB). Bagian ini bersifat ganda,
yaitu terkadang bersifat substance dan
terkadang bersifat tool. Apabila membahas
kondisi saat ini maka dia bersifat substance.
Akan tetapi, apabila digunakan untuk mengatur kebijakan ke depan maka dia bersifat
tool.
d. Berbagai metode
perencanaan wilayah, baik yang sudah dibakukan atau yang lazim digunakan ataupun
hasil inovasi sepanjang dapat memberikan hasil yang terbaik dan dapat diterima oleh
masyarakat.
e. Berbagai alat analisis
atau tools dalam perencanaan wilayah
menyangkut topik seperti proyeksi penduduk, model gravitasi, linear programming, analisis statistik, decision theory, berbagai metode
pembobotan/skala prioritas, dan berbagai metode kuantitatif lainnya. Model gravitasi
bersifat ganda, sebagai alat untuk menjelaskan interaksi antarlokasi maka sifatnya
adalah substance, tetapi apabila
digunakan untuk mengatur rencana lokasi proyek di masa yang akan datang maka sifatnya
adalah tool.
f. Berbagai
pengetahuan pendukung dibidang ekonomi seperti teori investasi publik, analisis
biaya manfaat, evaluasi proyek, dan evaluasi program.
g.Pengetahuan
tentang keuangan daerah termasuk sumber-sumber dan metode pembiayaan
pembangunan di daerah.
h. Pengetahuan tentang
kelembagaan daerah, yaitu lernbaga mana yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk masing-masing jenis kegiatan di daerah.
i. Pengetahuan
tentang karakteristik dan sikap sosial masyarakat terhadap berbagai kegiatan
pembangunan.
j. Topik-topik khusus
seperti tata ruang/tata guna tanah, perencanaan permukiman, perencanaan transportasi,
analisis lingkungan hidup, dan lainnya yang biasanya dijadikan bidang profesi.
Sumber: Perencanaan Pembangunan Wilayah (Tarigan,
R., 2009)