Home » » Keahlian yang dibutuhkan untuk Menjadi Perencana Wiayah

Keahlian yang dibutuhkan untuk Menjadi Perencana Wiayah

Written By Tasrif Landoala on Rabu, 06 November 2013 | 02.26



Seorang perencana wilayah tidak akan mampu menguasai keseluruhan proses perencanaan wilayah karena membutuhkan disiplin ilmu yang cukup banyak. Perencana wilayah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak dari disiplin ilmu lain sehingga keseluruhan proses dapat dilalui dan menghasilkan rencana terbaik. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada orang yang dapat menguasai seluruh ilmu yang menyangkut perencanaan wilayah. Keahlian di bidang perencanaan wilayah dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
a.    keahlian di bidang substansi/metode/teknik analisis dalam perencanaan wilayah;
b.   keahlian di bidang ilmu sektoral sesuai dengan bidang/sektor yang ikut direncanakan.

Dengan demikian, perencana wilayah harus menguasai substansi (materi)/metode/teknik analisis perencanaan wilayah dan satu atau lebih ilmu sektoral. Apabila sektor yang direncanakan di luar ilmu sektoral yang dikuasai, perencana wilayah harus mencari tenaga ahli sektoral yang dimaksud dan mengajaknya bekerja sama dalam sebuah tim. Hal ini berarti bahwa seorang perencana wilayah harus memiliki pengetahuan atau informasi yang cukup luas. Dengan demikian, ia mampu menetapkan tambahan tenaga ahli yang dibutuhkan. Akibatnya, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, tetapi organisasi perencanaan itu cukup efisien, yaitu tidak menggunakan orang/tenaga ahli secara berlebihan. Terkadang si perencana dapat juga mengurangi personalia tim dengan cara orang yang memiliki keahlian sektoral khusus tersebut hanya dijadikan narasumber (pemberi informasi). Akan tetapi, hal ini dapat dilakukan apabila informasi yang dibutuhkan merupakan bidang yang sempit dan tidak merupakan inti perencanaan. Apabila berkaitan dengan inti perencanaan, keahlian orang tersebut mungkin dibutuhkan dalam keseluruhan proses perencanaim.
Seorang perencana wilayah harus me,nguasai ilmu perencanaan wilayah. Isi ilmu perencanaan wilayah dapat dibagi atas tiga kelompolg yaitu substance, method, dan tool. Substance (substansi/materi) bersangkut paut dengan materi atau inti permasalahan yaitu bagaimana manusia bertingkah laku dalam ruang wilayah. Bagaimana manusia beradaptasi dengan potensi/kondisi ruang yang berbeda-beda, apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari, serta prinsip apa yang digunakannya dalam bertindak dan bertingkah laku pada ruang wilayah tersebut. Wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda pada lokasi yang berbeda-beda. Bagaimana manusia beradaptasi dengan kondisi tersebut. Dalam hal ini kita melihat manusia menerapkan prinsip efisiensi untuk mendapatkan kemakmuran setinggi mungkin dan factor jarak cukup berpengaruh dalam interaksi antara satu lokasi dengan lokasi lainrya. Berbagai cabang ilmu yang terkait dengan hal ini antara lain teori lokasi, ruang dan perwilayahan, pengetahuan akan potensi wilayah dan kesesuaian lahan, prinsip-prinsip ekonomi pada umumnya, utamanya ilmu ekonomi regional.
Method (metode) bersangkut paut dengan urut-urutan yang lazim ditempuh manusia dalam menyusun rencana untuk memanfaatkan ruang dan memperbaiki kehidupannya. Terkadang metode ini sudah ada yang dibakukan, baik dengan ketentuan pemerintah maupun kelaziman yang sudah diterima secara luas.
Tool (alat) adalah berbagai teknik analisis yang membantu manusia memantapkan metode perencanaan yang diterapkan. Namun perlu dicatat bahwa ketiga pembagian di atas tidak bersifat mutually exclusive (terpisah secara mutlak), tetapi bisa overlap (tumpang tindih). Misalnya, suatu topik ilmu bisa dikategorikan sebagai substance apabila digunakan untuk menganalisis kondisi saat ini. Akan tetapi, kemudian berubah menjadi tool apabila digunakan untuk proyeksi atau untuk mengatur kebijakan di masa yang akan datang. Berikut ini diuraikan bidang keahlian (mata kuliah) yang perlu dikuasai perencana wilayah meskipun pengelompokannya tidak dibedakan secara tegas karena sifat tumpang tindih antara kelompok yang satu dengan lainnya.
Daftar bidang keahlian ini juga akan dilanjutkan dengan pengetahuan pendukung untuk melengkapi keahlian seorang perencana wilayah.
a. Teori Lokasi membahas berbagai prinsip yang terkait dengan lokasi, utamanya pengaruh jarak terhadap tingkah laku manusia. Intinya adalah penerapan prinsip-prinsip ekonomi yang terkait dengan jarak dan ruang. Pengetahuan di bidang potensi lahan, kesesuaian lahan/kemampuan (daya dukung) lahan.
b. Dasar-dasar ekonomi pembangunan dan ekonomi regional sebagai suatu pengetahuan akan prinsip-prinsip yang digunakan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhannya yang terkait dengan ruang. Hal ini dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membuat pilihan yang tepat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal-hal yang sangat perlu dikuasai, antara lain pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan umum pembangunan ekonomi, nilai tambah, akun regional, dan berbagai teori tentang pertumbuhan ekonomi regional, yang sebagian diambil dari teori ekonomi perabangunan tetapi telah dimodifikasi untuk menganalisis ekonomi wilayah seperti: teori ekonomi klasik, teori Harrod-Domar, teori neoklasik, teori basis ekonomi, model ekonomi interregional, dan analisis input-output regional.
c. Berbagai teknik analisis untuk mengetahui potensi dan struktur ekonomi wilayah menyangkut topik seperti: location quotients, analisis shift-share, berbagai teknik pengukuran accessibility index dan centrality index, serta teknik perhitungan dan proyeksi perekonomian regional (PDRB). Bagian ini bersifat ganda, yaitu terkadang bersifat substance dan terkadang bersifat tool. Apabila membahas kondisi saat ini maka dia bersifat substance. Akan tetapi, apabila digunakan untuk mengatur kebijakan ke depan maka dia bersifat tool.
d. Berbagai metode perencanaan wilayah, baik yang sudah dibakukan atau yang lazim digunakan ataupun hasil inovasi sepanjang dapat memberikan hasil yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat.
e.  Berbagai alat analisis atau tools dalam perencanaan wilayah menyangkut topik seperti proyeksi penduduk, model gravitasi, linear programming, analisis statistik, decision theory, berbagai metode pembobotan/skala prioritas, dan berbagai metode kuantitatif lainnya. Model gravitasi bersifat ganda, sebagai alat untuk menjelaskan interaksi antarlokasi maka sifatnya adalah substance, tetapi apabila digunakan untuk mengatur rencana lokasi proyek di masa yang akan datang maka sifatnya adalah tool.
f. Berbagai pengetahuan pendukung dibidang ekonomi seperti teori investasi publik, analisis biaya manfaat, evaluasi proyek, dan evaluasi program.
g.Pengetahuan tentang keuangan daerah termasuk sumber-sumber dan metode pembiayaan pembangunan di daerah.
h. Pengetahuan tentang kelembagaan daerah, yaitu lernbaga mana yang berwenang dan bertanggung jawab untuk masing-masing jenis kegiatan di daerah.
i. Pengetahuan tentang karakteristik dan sikap sosial masyarakat terhadap berbagai kegiatan pembangunan.
j.  Topik-topik khusus seperti tata ruang/tata guna tanah, perencanaan permukiman, perencanaan transportasi, analisis lingkungan hidup, dan lainnya yang biasanya dijadikan bidang profesi.

Sumber: Perencanaan Pembangunan Wilayah (Tarigan, R., 2009)

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger