Home » » Perairan Laut

Perairan Laut

Written By Tasrif Landoala on Selasa, 03 September 2013 | 04.25



A.  Jenis-Jenis Laut
1.    Menurut Proses Terjadinya
a.    Laut Transgressi
Laut transgressi adalah laut yang terjadi karena adanya genangan air laut terhadap daratan sebagai akibat kenaikan permukaan air laut ± 60 - 70 meter pada waktu berakhirnya zaman es. Hal itulah yang mengakibatkan daerah dataran rendah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur yang semula daratan berubah menjadi laut dangkal. Contohnya Laut Jawa, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
b.    Laut Ingressi
Laut ingressi adalah laut dalam yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun atau turunnya tanah di dasar laut (tanah patah). Contohnya Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi dan Laut Maluku.
c.    Laut Regressi
Laut regressi adalah laut yang menyempit, terjadi pada zaman es karena penurunan permukaan air laut (akibatnya temperatur di muka bumi turun ± 4 - 5° C). Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul yang terjadi akibat turunnya permukaan air laut menjadi suatu daratan yang bersatu dengan daratan Benua Asia dan Benua Australia yang pada saat itu tetap berupa laut. Contohnya Selat Makasar dan Lubuk Laut Flores.

2.    Menurut Letaknya
a.    Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di tepi benua seakan-akan terpisah oleh deretan pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Kepulauan Filipina.
b.    Laut Pertengahan
Laut pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Contohnya Laut Tengah (Laut Mediterania) di antara Benua Eropa, Benua Afrika, dan Benua Asia, Laut Es Utara di antara Benua Asia dan Benua Amerika, dan laut- laut yang ada di Indonesia.
c.    Laut Pedalaman
Laut pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Kaspia, Laut Hitam, Laut Mati.

3.    Menurut Kedalamannya
a.    Zona Littoral
Zona littoral atau zona pesisir adalah laut yang terletak antara garis pasang dan garis surut. Jadi, kedalamannya 0 meter. Pada zona ini tampak ada beberapa jenis binatang tetapi bukan ikan, misalnya undur- undur dan jingking (kepiting darat).
b.    Zona neuritis
Zona neritis (Yupotik) adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - isobath 200 m. Contohnya Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka, dan Laut Arafuru. Ciri zona neuritis adalah:
·      Sinar matahari masih tembus sampai dasar laut
·      Kedalamannya ± 200 m
·      Bagian ini paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
c.    Zona Bathyal
Zona bathyal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath 200 m - 1.000 m. Secara geologi merupakan batas antara daratan dan perairan. Ciri zona bathyal adalah
·      Kedalaman antara 200 – 1.000 m
·      Sinar matahari tidak bisa mencapai dasar laut
·      Tumbuh-tumbuhan jumlahnya lebih terbatas
d.   Zona Abyssal
Zona abyssal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath lebih dari 1.000 m sampai isobath 6.000 m. Ciri zona abyssal adalah
·      Kedalaman lebih dari 1.000 – 6.000 m
·      Sinar matahari tidak ada lagi
·      Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air
·      Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi, dan jumlah binatang menjadi terbatas

B.  Mengukur Kedalaman Air Laut
Mengukur kedalaman laut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1.    Draadloding
Draadloding adalah cara pengukuran kedalaman air laut dengan menggunakan bandul timah hitam. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat. Benang yang digunakan tidak tegak lurus karena terbawa oleh arus laut. Di samping itu, pengukuran dengan cara ini tidak praktis dan tahan lama. Namun, ada pula keuntungannya, yaitu dapat menegtahui jenis sedimentasi dan organisme yang masih dapat hidup di dasar laut. Karena kelebihan yang dimiliki inilah sampai sekarang cara tersebut masih digunakan.
2.    Echoloding (gema duga)
Cara kerja echoloding adalah berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dipantulkan di luar kapal merambat dengan kecepatan ratarata 1.600 meter per detik sehingga membentur dasar laut dan gemanya dipantulkan kemudian ditangkap kembali sehingga jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik dapat diterjemahkan menjadi kedalaman laut itu. Cara tersebut lebih praktis, cepat dan tepat. Namun, kelemahannya kita tidak dapat mengetahui jenis batuan di dasar laut.

C.  Pembagian Laut dan Hubungannya dengan Daratan
Pembagian laut dan hubungannya dengan daratan dapat digolongkan sebagai berikut.
1.    Samudera
Samudera adalah laut yang sangat luas dan terletak di antara benua. Samudera juga disebut lautan. Contohnya Samudera Pasifik dengan luas 165 juta km2, Samudera Atlantik dengan luas 82 juta km2, Samudera Hindia dengan luas 72,5 juta km2, dan Samudera Arktik (Kutub Utara) dengan luas 14 juta km2.
2.    Laut
Laut adalah perairan yang terle tak di antara pulau-pulau (bagian permukaan bumi yang tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam cukup tinggi). Contohnya Laut Tengah (Laut Mediterania), Laut Kaspia, Laut Jawa dan Laut Merah.
3.    Teluk
Teluk adalah bagian laut yang menjorok (masuk) ke daratan. Contohnya Teluk Benggala, Teluk Meksiko, Teluk Jakarta, dan Teluk Tapanuli.
4.    Selat
Selat adalah laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Contohnya Selat Gibraltar, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Malaka, dan Selat Lombok.
5.    Terusan
Terusan adalah laut yang digali atau dikeruk dan menghubungkan daratan dengan lautan untuk pelayaran. Contohnya Terusan Panama, dan Terusan Suez.

Dari pembagian laut di atas bila dihubungkan dengan daratan maka perlu diketahui macam- macam perhubungan laut.
a.    Pelayaran nusantara adalah pelayaran yang melayani hubungan antarpulau.
b.    Pelayaran samudera adalah pelayaran yang melayani hubungan antarnegara.
c.  Pelayaran khusus adalah pelayaran yang melayani sarana angkutan khusus, seperti minyak, minyak kelapa sawit, kayu, batu bara, pupuk, dan aspal. Pelayaran ini juga bisa melayani ke dalam dan luar negeri.
d. Pelayaran perintis adalah pelayaran yang melayani jalur yang memiliki dinamika ekonomi rendah (daerah terpencil).

D.  Arus Laut
Arus laut adalah gerakan air laut secara horizontal dan vertikal yang disertai perpindahan massa air dengan peredaran yang tetap dan teratur. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya arus laut
1.    Arus laut karena angin yang tetap arahnya
Angin yang berembus secara terus menerus di permukaan menyebabkan terjadinya ombak atau gelombang. Hal ini juga akan mengakibatkan adanya gerakan air laut atau disebut arus. Faktor yang menentukan besarnya gelombang disebabkan oleh kuatnya embusan, lamanya embusan, dan jarak tempuh angin. Angin yang menyebabkan terjadinya arus, yaitu angin pasat, angin barat, dan angin muson (angin musim).
2.    Arus laut karena perbedaan kadar garam
Kadar atau berat jenis air laut yang berbeda juga bisa menyebabkan terjadinya arus laut, tetapi sifatnya lokal. Air yang berat jenisnya kecil (dibagian permukaan) akan mengalir ke air yang berat jenisnya besar, sedangkan dibagian bawah, air laut akan mengalir dari yang berat jenisnya besar ke yang berat jenisnya kecil, akibatnya terjadilah arus laut.
3.    Arus laut karena perbedaan temperature
Suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian kelautan. Adanya pengaruh sinar matahari menyebabkan panas masuk ke laut sampai kedalaman 50 - 70 m dengan temperatur air laut hampir sama sehingga lapisan ini disebut lapisan homogen.
Makin berkurangnya pengaruh sinar matahari yang masuk ke laut mengakibatkan terbentuknya lapisan termoklin yang mengalami gejala penurunan temperatur secara cepat. Hal ini diperkuat oleh adanya perubahan salinitas yang cepat pula, maka terbentuklah lapisan pekat (discontinuity layer). Dalam hal ini, terjadi penaikan air (upwelling). Di bawah lapisan termoklin terdapat lagi lapisan yang hampir homogeny dan dingin. Makin ke bawah suhu berangsur-angsur turun dan hingga kedalaman 1.000 m suhu biasanya kurang dari 5° C. Adanya perbedaan temperatur yang demikian inilah yang menyebabkan terjadinya arus laut.
Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, antara lain oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari. Adanya stratifikasi suhu dalam laut membuat para ahli memanfaatkannya untuk memperoleh tenaga listrik. Suatu sistem yang dikenal dengan OTEC (Ocean Thermal Energy Corversion) menerapkannya pada daerah perairan yang mempunyai perbedaan suhu 18° C antara lapisan atas (permukaan) dan lapisan kedalaman 1.000 m dan berlangsung sepanjang tahun. BPPT bekerja sama dengan Belanda menggunakan sistem OTEC ini dan mencobanya dengan kekuatan 100 KW di Selat Bali.
4.    Arus laut karena perbedaan pasang naik dan pasang surut
Gerakan air laut berupa pasang surut pada permukaan air laut disebabkan oleh pengaruh kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Bulan berputar 24 jam 51 menit. Jika faktor lain diabaikan maka lokasi di bumi akan mengalami dua kali pasang surut dalam sehari.

Teori tersebut dapat dipercaya apabila kita beranggapan bahwa
a.    Jika seluruh permukaan bumi tertutup merata oleh air
b.    Jika ada pengaruh bulan atau matahari
c.    Jika bulan atau matahari mempunyai orbit yang benar-benar berupa lingkaran dan orbitnya tepat berada di khatulistiwa.

Kenyataannya ternyata tidak demikian. Muka bumi memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Laut dipisahkan oleh benua dan keadaan laut ada yang dalam dan ada yang dangkal. Apabila kedudukan bulan dan matahari berada kurang lebih pada satu garis lurus dengan bumi, seperti pada saat bulan muda atau bulan purnama, maka gaya tarik keduanya akan saling memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadilah pasang surut purnama atau spring tide dengan tinggi air luar biasa, tetapi sebaliknya pada pantai tertentu terjadi pasang surut yang sangat rendah sehingga pantai yang landai menjadi kering.
Jika kedudukan bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka gaya tarik keduanya akan saling meniadakan. Akibatnya perbedaan tinggi air antara pasang dan surut hanya kecil saja. Keadaan ini dikenal sebagai pasang surut perbani atau neap tide.

E.  Gelombang Laut
Gelombang laut adalah gerak naik turunnya air laut yang tidak disertai dengan perpindahan massa airnya. Gelombang laut dapat terjadi karena :
1.    Angin
Gelombang ini terjadi akibat adanya gerakan air laut di permukaan sehingga arah gelombang sesuai dengan arah angin. Tinggi rendah gelombang tergantung kecepatan angin.
2.    Gempa Bumi
Gelombang ini terjadi bila ada getaran kulit bumi di dasar laut sehingga mengakibatkan dislokasi vertikal pada dasar laut.

F.   Pemanfaatan Laut Bagi Kehidupan
Sumber mineral dan pemanfaatannya:
1.    Minyak Bumi
Berdasarkan hasil penelitian ahli geologi khususnya tentang persebaran minyak bumi, ternyata banyak sumur atau cekungan minyak bumi yang tersebar di dasar laut (lepas pantai). Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya persebaran minyak bumi di beberapa tempat.
a.    Gas dan minyak bumi ditemukan di Laut Cina Selatan pada tahun 1970 dan 1979.
b.    Di Cekungan Natuna (200 km sebelah barat Natuna) ditemukan sumber minyak bumi pada tahun 1974.
c.    Pengeboran minyak dan gas bumi ditemukan di Kutai, lapangan Atak pada tahun 1970, ± 20 km sebelah timur Kalimantan Timur.
d.   Minyak mempunyai peranan penting sebagai bahan bakar, misalnya di Selat Sunda bagian utara dan selat Malaka.
2.    Batu kapur atau gamping
Batu kapur dan batu karang tersebar pada laut dangkal. Atas dasar tersebut ternyata secara geologis Indonesia banyak memiliki laut dangkal maka praktis banyak terdapat batu kapur. Contohnya di Gunung Kidul, Wonosari (Daerah Istimewa Yogyakarta) merupakan bekas laut yang terangkat, serta pada laut-laut dangkal lainnya. Batu kapur mempunyai peranan penting, yaitu untuk bahan bangunan, alat tulis, industri gelas, dan industri semen. 
3.    Fosfat
Terumbu karang mempunyai peranan penting atau nilai ekonomi yang tinggi karena merupakan tempat hidup jenis-jenis ikan, udang, alga, teripang, kerang dan mutiara. Dengan kehidupan ini, secara alami akan mengalami siklus biologi maka sisa-sisa kehidupan itu akan merupakan bahan fosfat yang berguna sebagai bahan dasar industri pupuk.

Jenis-jenis mineral perairan laut yang bersifat anorganis dan bermanfaat bagi kehidupan adalah sebagai berikut.
1.    Timah
Timah yang banyak terdapat di dasar laut merupakan timah sekunder. Hal ini dapat dibuktikan di sekitar perairan Laut Bangka (Paparan Sunda) bahwa pada zaman es daerah Paparan Sunda merupakan bekas daratan. Timah mempunyai peranan penting bagi kehidupan, yaitu sebagai bahan industri peluru dan pelapis kaleng.
2.    Pasir, Kerikil, dan Batuan
Secara geologi, laut merupakan daerah yang datar (rendah) dan merupakan tempat pemusatan sedimentasi dari daratan. Material- material yang diangkut itu antara lain berupa pasir, kerikil dan batuan yang kesemuanya itu merupakan bahan bangunan.
3.    Pasir Besi
Jenis material yang terendap di dasar laut sangat ditentukan oleh asal terjadinya sedimentasi tersebut. Laut yang banyak terisi material sungai yang bersumber dari gunung berapi menandakan bahwa dasar laut itu kaya akan pasir besi. Kemudian pasir besi akan diangkut ke darat sebagai penyusun material di pantai. Pasir besi ini mempunyai peranan penting bagi industri berat.

Organisme di Perairan Laut
Berdasarkan ilmu biologi oseanografi, sistem pelagik terdiri atas hewan dan tumbuhan yang hidupnya berenang dan melayang-layang di lautan terbuka. Sistem pelagikan ini dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu plankton dan nekton.
1.    Plankton
Plankton dapat dibagi menjadi dua, yaitu fitoplankton (tumbuh-tumbuhan) dan zooplankton (hewan).
a.   Fitoplankton adalah tumbuhan air yang berukuran sangat kecil dan terdiri atas sejumlah kelas yang berbeda. Pada continental shelf di kedalaman 100 m, fitoplankton merupakan makanan ikan.
b. Zooplankton adalah suatu kelompok yang terdiri atas berjenis-jenis hewan yang sangat benyak macamnya, seperti kepiting dan moluska. Zooplankton yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung, sedangkan golongan karnivora secara tid ak langsung memakan golongan herbivora dan karnivora yang lain.
2.    Nekton
Nekton adalah nama gabungan dari binatang-binatang yang dapat berenang, terutama binatang laut. Contohnya ikan paus yang bahan makanannya adalah cumicumi dan plankton.
3.    Bentos
Bentos adalah hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar laut yang masih dipengaruhi oleh air pasang, antara lain jenis hewan yang hidup di wilayah littoral estuaria, mangrove, dan terumbu karang.

Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di dasar laut adalah sebagai berikut.
a.    Tanaman air bersel satu yang hidup di permukaan pasir dan lumpur.
b.   Tanaman air yang berukuran besar merupakan tumbuhan yang mengandung klorofil (pigmen hijau) dan berfotosintesis.
c. Tanaman berbunga, seperti rumput laut dan semak-semak yang hidup di mangrove dan wilayah littoral. Contohnya hewan yang hidup di dasar laut di antaranya kepiting berduri, siput laut, dan binatang laut.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Kuliah Geografi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger