A. Jenis-Jenis
Laut
1.
Menurut Proses
Terjadinya
a.
Laut Transgressi
Laut
transgressi adalah laut yang terjadi karena adanya genangan air laut terhadap daratan
sebagai akibat kenaikan permukaan air laut ± 60 - 70 meter pada waktu berakhirnya
zaman es. Hal itulah yang mengakibatkan daerah dataran rendah Indonesia bagian
barat dan Indonesia bagian timur yang semula daratan berubah menjadi laut
dangkal. Contohnya Laut Jawa, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
b.
Laut Ingressi
Laut
ingressi adalah laut dalam yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun
atau turunnya tanah di dasar laut (tanah patah). Contohnya Laut Banda, Laut Flores,
Laut Sulawesi dan Laut Maluku.
c.
Laut Regressi
Laut
regressi adalah laut yang menyempit, terjadi pada zaman es karena penurunan permukaan
air laut (akibatnya temperatur di muka bumi turun ± 4 - 5° C). Dangkalan Sunda
dan Dangkalan Sahul yang terjadi akibat turunnya permukaan air laut menjadi
suatu daratan yang bersatu dengan daratan Benua Asia dan Benua Australia yang
pada saat itu tetap berupa laut. Contohnya Selat Makasar dan Lubuk Laut Flores.
2.
Menurut Letaknya
a.
Laut Tepi
Laut
tepi adalah laut yang terletak di tepi benua seakan-akan terpisah oleh deretan pulau
atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia
dan Kepulauan Filipina.
b.
Laut Pertengahan
Laut
pertengahan adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Contohnya Laut Tengah
(Laut Mediterania) di antara Benua Eropa, Benua Afrika, dan Benua Asia, Laut Es
Utara di antara Benua Asia dan Benua Amerika, dan laut- laut yang ada di Indonesia.
c.
Laut Pedalaman
Laut
pedalaman adalah laut yang terletak di tengah-tengah benua atau dikelilingi
oleh daratan. Contohnya Laut Kaspia, Laut Hitam, Laut Mati.
3.
Menurut Kedalamannya
a.
Zona Littoral
Zona
littoral atau zona pesisir adalah laut yang terletak antara garis pasang dan
garis surut. Jadi, kedalamannya 0 meter. Pada zona ini tampak ada beberapa
jenis binatang tetapi bukan ikan, misalnya undur- undur dan jingking (kepiting
darat).
b.
Zona neuritis
Zona
neritis (Yupotik) adalah laut yang terletak pada kedalaman 0 m - isobath 200 m.
Contohnya Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka, dan Laut Arafuru. Ciri zona neuritis
adalah:
·
Sinar matahari masih tembus sampai dasar
laut
·
Kedalamannya ± 200 m
·
Bagian ini paling banyak terdapat ikan
dan tumbuhan laut
c.
Zona Bathyal
Zona
bathyal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath 200 m - 1.000 m. Secara
geologi merupakan batas antara daratan dan perairan. Ciri zona bathyal adalah
·
Kedalaman antara 200 – 1.000 m
·
Sinar matahari tidak bisa mencapai dasar
laut
·
Tumbuh-tumbuhan jumlahnya lebih terbatas
d.
Zona Abyssal
Zona
abyssal adalah laut yang terletak pada kedalaman atau isobath lebih dari 1.000 m
sampai isobath 6.000 m. Ciri zona abyssal adalah
·
Kedalaman lebih dari 1.000 – 6.000 m
·
Sinar matahari tidak ada lagi
·
Suhu sangat rendah sudah mencapai titik
beku air
·
Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi, dan
jumlah binatang menjadi terbatas
B. Mengukur
Kedalaman Air Laut
Mengukur kedalaman laut dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
1.
Draadloding
Draadloding
adalah cara pengukuran kedalaman air laut dengan menggunakan bandul timah
hitam. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat. Benang yang digunakan tidak
tegak lurus karena terbawa oleh arus laut. Di samping itu, pengukuran dengan
cara ini tidak praktis dan tahan lama. Namun, ada pula keuntungannya, yaitu
dapat menegtahui jenis sedimentasi dan organisme yang masih dapat hidup di
dasar laut. Karena kelebihan yang dimiliki inilah sampai sekarang cara tersebut
masih digunakan.
2.
Echoloding
(gema duga)
Cara
kerja echoloding adalah berdasarkan prinsip perambatan dan pemantulan bunyi dalam
air. Isyarat bunyi yang dipantulkan di luar kapal merambat dengan kecepatan
ratarata 1.600 meter per detik sehingga membentur dasar laut dan gemanya
dipantulkan kemudian ditangkap kembali sehingga jarak waktu yang diperlukan
untuk perambatan bolak-balik dapat diterjemahkan menjadi kedalaman laut itu.
Cara tersebut lebih praktis, cepat dan tepat. Namun, kelemahannya kita tidak
dapat mengetahui jenis batuan di dasar laut.
C. Pembagian
Laut dan Hubungannya dengan Daratan
Pembagian laut dan hubungannya dengan
daratan dapat digolongkan sebagai berikut.
1.
Samudera
Samudera
adalah laut yang sangat luas dan terletak di antara benua. Samudera juga disebut
lautan. Contohnya Samudera Pasifik dengan luas 165 juta km2, Samudera Atlantik
dengan luas 82 juta km2, Samudera Hindia dengan luas 72,5 juta km2, dan Samudera
Arktik (Kutub Utara) dengan luas 14 juta km2.
2.
Laut
Laut
adalah perairan yang terle tak di antara pulau-pulau (bagian permukaan bumi
yang tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam cukup tinggi). Contohnya Laut
Tengah (Laut Mediterania), Laut Kaspia, Laut Jawa dan Laut Merah.
3.
Teluk
Teluk
adalah bagian laut yang menjorok (masuk) ke daratan. Contohnya Teluk Benggala, Teluk
Meksiko, Teluk Jakarta, dan Teluk Tapanuli.
4.
Selat
Selat
adalah laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Contohnya
Selat Gibraltar, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Malaka, dan Selat Lombok.
5.
Terusan
Terusan
adalah laut yang digali atau dikeruk dan menghubungkan daratan dengan lautan untuk
pelayaran. Contohnya Terusan Panama, dan Terusan Suez.
Dari pembagian laut di atas bila
dihubungkan dengan daratan maka perlu diketahui macam- macam perhubungan laut.
a. Pelayaran
nusantara adalah pelayaran yang melayani hubungan antarpulau.
b. Pelayaran
samudera adalah pelayaran yang melayani hubungan antarnegara.
c. Pelayaran
khusus adalah pelayaran yang melayani sarana angkutan khusus, seperti minyak,
minyak kelapa sawit, kayu, batu bara, pupuk, dan aspal. Pelayaran ini juga bisa
melayani ke dalam dan luar negeri.
d. Pelayaran
perintis adalah pelayaran yang melayani jalur yang memiliki dinamika ekonomi
rendah (daerah terpencil).
D. Arus
Laut
Arus laut adalah gerakan air laut secara
horizontal dan vertikal yang disertai perpindahan massa air dengan peredaran
yang tetap dan teratur. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya arus laut
1. Arus laut karena angin yang tetap arahnya
Angin yang berembus secara terus menerus
di permukaan menyebabkan terjadinya ombak atau gelombang. Hal ini juga akan
mengakibatkan adanya gerakan air laut atau disebut arus. Faktor yang menentukan
besarnya gelombang disebabkan oleh kuatnya embusan, lamanya embusan, dan jarak
tempuh angin. Angin yang menyebabkan terjadinya arus, yaitu angin pasat, angin
barat, dan angin muson (angin musim).
2. Arus laut karena perbedaan kadar garam
Kadar atau berat jenis air laut yang
berbeda juga bisa menyebabkan terjadinya arus laut, tetapi sifatnya lokal. Air
yang berat jenisnya kecil (dibagian permukaan) akan mengalir ke air yang berat
jenisnya besar, sedangkan dibagian bawah, air laut akan mengalir dari yang
berat jenisnya besar ke yang berat jenisnya kecil, akibatnya terjadilah arus
laut.
3. Arus laut karena perbedaan temperature
Suhu air merupakan faktor yang banyak
mendapat perhatian dalam pengkajian kelautan. Adanya pengaruh sinar matahari
menyebabkan panas masuk ke laut sampai kedalaman 50 - 70 m dengan temperatur
air laut hampir sama sehingga lapisan ini disebut lapisan homogen.
Makin berkurangnya pengaruh sinar
matahari yang masuk ke laut mengakibatkan terbentuknya lapisan termoklin yang
mengalami gejala penurunan temperatur secara cepat. Hal ini diperkuat oleh
adanya perubahan salinitas yang cepat pula, maka terbentuklah lapisan pekat
(discontinuity layer). Dalam hal ini, terjadi penaikan air (upwelling). Di
bawah lapisan termoklin terdapat lagi lapisan yang hampir homogeny dan dingin.
Makin ke bawah suhu berangsur-angsur turun dan hingga kedalaman 1.000 m suhu
biasanya kurang dari 5° C. Adanya perbedaan temperatur yang demikian inilah
yang menyebabkan terjadinya arus laut.
Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh
kondisi meteorologi, antara lain oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara,
suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari. Adanya
stratifikasi suhu dalam laut membuat para ahli memanfaatkannya untuk memperoleh
tenaga listrik. Suatu sistem yang dikenal dengan OTEC (Ocean Thermal Energy
Corversion) menerapkannya pada daerah perairan yang mempunyai perbedaan suhu
18° C antara lapisan atas (permukaan) dan lapisan kedalaman 1.000 m dan
berlangsung sepanjang tahun. BPPT bekerja sama dengan Belanda menggunakan sistem
OTEC ini dan mencobanya dengan kekuatan 100 KW di Selat Bali.
4. Arus laut karena perbedaan pasang naik dan pasang
surut
Gerakan air laut berupa pasang surut
pada permukaan air laut disebabkan oleh pengaruh kedudukan bulan dan matahari
terhadap bumi. Bulan berputar 24 jam 51 menit. Jika faktor lain diabaikan maka
lokasi di bumi akan mengalami dua kali pasang surut dalam sehari.
Teori tersebut dapat dipercaya apabila
kita beranggapan bahwa
a. Jika
seluruh permukaan bumi tertutup merata oleh air
b. Jika
ada pengaruh bulan atau matahari
c. Jika
bulan atau matahari mempunyai orbit yang benar-benar berupa lingkaran dan
orbitnya tepat berada di khatulistiwa.
Kenyataannya ternyata tidak demikian.
Muka bumi memiliki bentuk yang sangat bervariasi. Laut dipisahkan oleh benua
dan keadaan laut ada yang dalam dan ada yang dangkal. Apabila kedudukan bulan
dan matahari berada kurang lebih pada satu garis lurus dengan bumi, seperti
pada saat bulan muda atau bulan purnama, maka gaya tarik keduanya akan saling
memperkuat. Dalam keadaan demikian terjadilah pasang surut purnama atau spring
tide dengan tinggi air luar biasa, tetapi sebaliknya pada pantai tertentu
terjadi pasang surut yang sangat rendah sehingga pantai yang landai menjadi kering.
Jika kedudukan bulan dan matahari
membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka gaya tarik keduanya akan saling
meniadakan. Akibatnya perbedaan tinggi air antara pasang dan surut hanya kecil
saja. Keadaan ini dikenal sebagai pasang surut perbani atau neap tide.
E. Gelombang
Laut
Gelombang laut adalah gerak naik
turunnya air laut yang tidak disertai dengan perpindahan massa airnya.
Gelombang laut dapat terjadi karena :
1. Angin
Gelombang
ini terjadi akibat adanya gerakan air laut di permukaan sehingga arah gelombang
sesuai dengan arah angin. Tinggi rendah gelombang tergantung kecepatan angin.
2. Gempa Bumi
Gelombang
ini terjadi bila ada getaran kulit bumi di dasar laut sehingga mengakibatkan
dislokasi vertikal pada dasar laut.
F.
Pemanfaatan Laut Bagi Kehidupan
Sumber mineral
dan pemanfaatannya:
1. Minyak Bumi
Berdasarkan hasil penelitian ahli
geologi khususnya tentang persebaran minyak bumi, ternyata banyak sumur atau
cekungan minyak bumi yang tersebar di dasar laut (lepas pantai). Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya persebaran minyak bumi di beberapa tempat.
a. Gas
dan minyak bumi ditemukan di Laut Cina Selatan pada tahun 1970 dan 1979.
b. Di
Cekungan Natuna (200 km sebelah barat Natuna) ditemukan sumber minyak bumi pada
tahun 1974.
c. Pengeboran
minyak dan gas bumi ditemukan di Kutai, lapangan Atak pada tahun 1970, ± 20 km
sebelah timur Kalimantan Timur.
d. Minyak
mempunyai peranan penting sebagai bahan bakar, misalnya di Selat Sunda bagian
utara dan selat Malaka.
2. Batu kapur atau gamping
Batu kapur dan batu karang tersebar pada
laut dangkal. Atas dasar tersebut ternyata secara geologis Indonesia banyak
memiliki laut dangkal maka praktis banyak terdapat batu kapur. Contohnya di
Gunung Kidul, Wonosari (Daerah Istimewa Yogyakarta) merupakan bekas laut yang
terangkat, serta pada laut-laut dangkal lainnya. Batu kapur mempunyai peranan
penting, yaitu untuk bahan bangunan, alat tulis, industri gelas, dan industri
semen.
3. Fosfat
Terumbu karang mempunyai peranan penting
atau nilai ekonomi yang tinggi karena merupakan tempat hidup jenis-jenis ikan,
udang, alga, teripang, kerang dan mutiara. Dengan kehidupan ini, secara alami
akan mengalami siklus biologi maka sisa-sisa kehidupan itu akan merupakan bahan
fosfat yang berguna sebagai bahan dasar industri pupuk.
Jenis-jenis mineral perairan laut yang
bersifat anorganis dan bermanfaat bagi kehidupan adalah sebagai berikut.
1. Timah
Timah
yang banyak terdapat di dasar laut merupakan timah sekunder. Hal ini dapat dibuktikan
di sekitar perairan Laut Bangka (Paparan Sunda) bahwa pada zaman es daerah
Paparan Sunda merupakan bekas daratan. Timah mempunyai peranan penting bagi
kehidupan, yaitu sebagai bahan industri peluru dan pelapis kaleng.
2. Pasir, Kerikil, dan Batuan
Secara
geologi, laut merupakan daerah yang datar (rendah) dan merupakan tempat pemusatan
sedimentasi dari daratan. Material- material yang diangkut itu antara lain berupa
pasir, kerikil dan batuan yang kesemuanya itu merupakan bahan bangunan.
3. Pasir Besi
Jenis
material yang terendap di dasar laut sangat ditentukan oleh asal terjadinya sedimentasi
tersebut. Laut yang banyak terisi material sungai yang bersumber dari gunung
berapi menandakan bahwa dasar laut itu kaya akan pasir besi. Kemudian pasir
besi akan diangkut ke darat sebagai penyusun material di pantai. Pasir besi ini
mempunyai peranan penting bagi industri berat.
Organisme di Perairan Laut
Berdasarkan ilmu biologi oseanografi,
sistem pelagik terdiri atas hewan dan tumbuhan yang hidupnya berenang dan
melayang-layang di lautan terbuka. Sistem pelagikan ini dibagi menjadi dua
kelompok utama, yaitu plankton dan nekton.
1.
Plankton
Plankton
dapat dibagi menjadi dua, yaitu fitoplankton (tumbuh-tumbuhan) dan zooplankton
(hewan).
a. Fitoplankton adalah tumbuhan air yang
berukuran sangat kecil dan terdiri atas sejumlah kelas yang berbeda. Pada
continental shelf di kedalaman 100 m, fitoplankton merupakan makanan ikan.
b. Zooplankton adalah suatu kelompok yang
terdiri atas berjenis-jenis hewan yang sangat benyak macamnya, seperti kepiting
dan moluska. Zooplankton yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton
secara langsung, sedangkan golongan karnivora secara tid ak langsung memakan
golongan herbivora dan karnivora yang lain.
2.
Nekton
Nekton
adalah nama gabungan dari binatang-binatang yang dapat berenang, terutama
binatang laut. Contohnya ikan paus yang bahan makanannya adalah cumicumi dan
plankton.
3.
Bentos
Bentos
adalah hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar laut yang masih dipengaruhi oleh
air pasang, antara lain jenis hewan yang hidup di wilayah littoral estuaria,
mangrove, dan terumbu karang.
Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di dasar
laut adalah sebagai berikut.
a. Tanaman
air bersel satu yang hidup di permukaan pasir dan lumpur.
b. Tanaman
air yang berukuran besar merupakan tumbuhan yang mengandung klorofil (pigmen
hijau) dan berfotosintesis.
c. Tanaman
berbunga, seperti rumput laut dan semak-semak yang hidup di mangrove dan
wilayah littoral. Contohnya hewan yang hidup di dasar laut di antaranya
kepiting berduri, siput laut, dan binatang laut.